AUFKLARUNG FOR ALL
Silahkan ketik berita yang anda inginkan di kolom ini.

Selamat Datang di Aufklarung For All "Pencerahan Untuk Semua".

Informasi yang ada dalam blog ini semata-mata sebagai bentuk penyampaian uneg-uneg dan aspirasi. Semoga bisa menambah pengetahuan kita dan memberikan inspirasi kepada siapa pun yang membaca blog ini. Tulisan tidak akan lekang oleh waktu, satu goresan pena akan mampu merubah dunia bila kita menyadarinya. Semoga bermanfaat!

Kamis, 12 Januari 2012

SOSIALIASASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN



Hidup berbaur baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat menunjukkan terjadinya sosialisasi. Di lingkungan sekolah seorang anak memiliki status sebagai siswa. Pada awal tahun ajaran baru, siswa lama dan siswa baru berbaur menjadi satu. Bagi siswa baru, mereka bertemu dengan lingkungan baru seperti teman baru, guru baru, dan orang-orang lain yang belum mereka kenal di sekolah dan kelas mereka sebelumnya.
Selain itu, mereka juga memperoleh pelajaran dan buku baru. Para siswa baru harus belajar dan mengenal lingkungan baru. Selain harus belajar pelajaran baru, mereka juga harus belajar mengenal teman baru, guru baru, dan orang-orang lain yang baru di sekitar mereka. Nah, untuk itulah siswa tersebut membutuhkan suatu proses untuk belajar mengenal lingkungan. Proses tersebut disebut sosialisasi.


A. Proses Sosialisasi
1. Pengertian Proses Sosialisasi
Apakah kalian masih ingat pada waktu pertama kali masuk SMA? Sudah tentu kalian akan mengalami keadaan yang berbeda dengan keadaan saat masih di SMP. Banyak hal yang harus dipelajari, seperti kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma yang berlaku di SMA.
Setiap anggota baru dari kelompok (masyarakat) harus mempelajari kebiasaan melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi (socialization). Jadi, untuk bisa dianggap sebagai anggota masyarakat, seseorang harus mempelajari kebiasaan-kebiasaan anggota masyarakat yang lain.
Secara sederhana, sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima masyarakat.
Proses sosialisasi diawali dari lingkungan keluarga atau kelompok yang ada di sekitar kehidupannya. Proses sosialisasi menjadikan seseorang tahu dan memahami bagaimana seseorang menjalankan hak-hak dan kewajiban berdasarkan peranan-peranan yang dimilikinya.
Berikut ini beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli, sebagai berikut.
a.  Koentjaraningrat
Proses sosialisasi adalah proses belajar yang dialami  individu sejak masa kanak-kanak sampai masa tuanya. Ia belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekeliling yang mengembangkan aneka peran sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
b.  Peter Berger
Proses sosialisasi adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seseorang anggota yang berprestasi dalam masyarakat.
c.  Charlotte Buhler
Proses sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar dia dapat berfungsi dalam kelompok.



2. Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi sebagai suatu proses sosial mempunyai tujuan sebagai berikut.
a.    Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
b.    Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis, dan bercerita.
c.    Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d.    Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.

3. Tahap-Tahap Sosialisasi
Dalam pergaulan di masyarakat, seseorang harus melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya tindakan seseorang karena terjadi penerapan nilai-nilai dan norma yang berbeda-beda.
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia, mulai masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai ia meninggal dunia.
Menurut George Herbert Mead, bahwa sosialisasi yang dilakukan seseorang melalui tahapan yang tidak sempurna. Contoh: kata “Bapak” yang diajarkan pada anak balita diucapkan “Bap”, lama-kelamaan anak bisa mengucapkan kata bapak dan memakai makna kata bapak sesuai dengan kenyataan yang dialaminya.
a.    Persiapan (prepatory stage)
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Pada tahap ini dimulai sejak manusia lahir di dunia. Sejak saat itulah seseorang sudah memiliki persiapan untuk melakukan tindakan sesuai dengan lingkungan.
b. Tahap meniru (play stage)
Pada tahap ini anak mulai mampu meniru secara sempurna. Tahap meniru ini juga disebut tahap bermain. Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah mulai terbentuk. Pada tahap ini anak mengenal “significant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal: ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya.
Contoh: seorang anak kecil selalu meniru apa yang dikerjakan orang di sekitarnya dan menerima apa yang sudah dilihatnya.
c. Tahap siap bertindak (game stage)
Pada tahap ini peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang digantikan oleh peranan yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu.
Pada tahap ini partner interaksinya makin banyak, hubungan pun makin kompleks. Kemantapan diri pada tahap ini jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai dipahami. Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif dalam masyarakat. Teman sebaya sangat berpengaruh pada game stage, karena dengan teman sebaya seseorang mulai mengenal dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.
d. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other)
Pada tahap ini manusia/seseorang disebut sebagai manusia dewasa. Dia bukan hanya dapat menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang rasa dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah menyadari pentingnya peraturan-peraturan sehingga kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap ini, manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

4. Fungsi Sosialisasi
Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi utama sebagai berikut.
a.       Dilihat dari kepentingan individu, sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat.
b.      Dilihat dari kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh anggota masyarakat.

5. Media Sosialisasi
Agar sosialisasi berjalan teratur dan intensif, masyarakat mempunyai lembaga-lembaga sosial, antara lain keluarga, pendidikan, kebudayaan, politik, dan keolahragaan. Di samping lembaga tersebut setiap warga masyarakat dan setiap kelompok dalam kehidupan sehari-hari sengaja atau tidak saling mempengaruhi.
Dengan adanya tindakan saling mempengaruhi tersebut diharapkan dapat membuat orang lain berkembang menjadi diri sendiri. Kelompok merupakan media sosialisasi dalam membentuk kepribadian seseorang.
Ada berbagai jenis media sosialisasi yang bertindak sebagai agen sosialisasi, yakni pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Keluarga (kinship)
Keluarga sebagai agen sosialisasi, merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga Inti (nuclear family) yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak serta orang lain yang ada dalam keluarga tersebut ikut menjadi media sosialisasi bagi anak. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen sosialisasi berjumlah lebih banyak, antara lain paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya, di samping kedua orang tuanya.
Dalam keluarga ada beberapa faktor yang bersifat universal dan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat otoriter orang tua
Sifat otoriter yang berlebihan dapat menimbulkan konflik dalam diri anak terutama di dalam masyarakat modern yang makin kompleks. Dalam masyarakat tradisional sifat otoriter orang tua lebih besar dan lebih lama, sehingga sifat tersebut menjadi tradisi yang diwariskan. Akan tetapi pada masyarakat modern anak umumnya mengalami emansipasi yang akan menirunya kembali segala nilai yang ditanamkan padanya.
2) Larangan Incest
Incest adalah perkawinan yang terjadi di kalangan keluarga sendiri atau perkawinan sedarah. Larangan incest mendorong seseorang mencari pasangan di luar kalangan keluarga.
3) Persaingan untuk mendapat kasih sayang
Persaingan di dalam hidup keluarga menjadi pendorong bagi seseorang anak untuk mencari hubungan sosial di luar kalangan keluarga. Orang tua harus mendorong perkembangan pribadi anak, yaitu memperlakukananak dengan penuh kasih sayang.

Dalam keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi yaitu sebagai berikut.
a) Sosialisasi represif
Sosialisasi represif yaitu sosialisasi yang mengutamakan ketaatan anak pada orang tua.
Sosialisasi ini lebih menekankan penggunaan hukuman terhadap anak yang melakukankesalahan.
Contoh: memukul anak apabila tidak menaati perintah orang tua. Sosialisasi semacam ini salah satu sifatnya hanya terjadi satu arah (terletak pada orang tua saja).
Adapun bentuk sosialisasi represif, antara lain sebagai berikut:
– Menghukum perilaku keliru.
– Kepatuhan anak terhadap orang tua.
– Komunikasi sebagai perintah.
– Komunikasi nonverbal.
– Sosialisasi berpusat pada orang tua.
– Anak memerhatikan keinginan orang tua.
­-  Dalam keluarga pengaruh didominasi orang tua.
b) Sosialisasi persuasif
Sosialisasi persuasif yaitu sosialisasi yang mengutamakan tindakan pencegahan agar anak tidak melakukan penyimpangan sosial.
Contoh: tindakan pemberian peringatan dari orang tua kepada anak, ketika anak ingin keluar malam. Peringatan tersebut, misalnya kalau biasa sering keluar malam kesehatan bisa memburuk, terlambat ke sekolah, dan sebagainya.
b. Teman sepermainan
Teman sepermainan merupakan sosialisasi dalam keluarga. Dalam kelompok bermain mulai mempelajari aturan dan peran yang berlaku bagi orang-orang yang berkedudukan sama (sederajat). Dalam kelompok bermain anak mulai mengenal dan mempelajari nilai-nilai keadilan. Dalam tahap ini pikiran anak masih bersifat egosentris, belum dapat menilai pendirian orang lain pada umumnya tujuan kegiatan kelompok bermain yang bersifat rekreatif.
Pada usia remaja kelompok bermain berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas. Perkembangan itu disebabkan oleh bertambah luasnya ruang lingkup pergaulan remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Peranan positif dari kelompok persahabatan terhadap perkembangan kepribadian anak sebagai berikut:
1)      Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.
2)      Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
3)      Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira yang kemungkinan tidak didapatkan di rumah.
4)      Remaja dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak.
5)      Remaja lebih bersifat dan bersikap dewasa.

Selain peranan positif, ada kemungkinan timbul peranan negatif, misalnya: melalui kelompok persahabatan yang disebut dengan “Geng” atau “klik geng”. Kelompok persahabatan “Geng” atau “klik geng” adalah kelompok sosial yang mempunyai kegemaran berkelahi atau membuat keributan, bahkan tidak jarang mereka minum-minuman keras dan memakai obat-obat terlarang.
Klik adalah kelompok kecil tanpa struktur formal yang anggotanya mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama.

c. Sekolah
Pada masyarakat tradisional yang masih sangat sederhana (primitif ) keluarga merupakan lembaga paling dominan dalam proses sosialisasi. Tetapi pada masyarakat modern fungsi menyosialisasikan anak diganti oleh lembaga formal yang disebut sekolah.
Fungsi pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi sebagai berikut.
1)      Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan daya intelektual agar siswa dapat hidup layak.
2)      Membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
3)       Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
4)      Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara rasional dan bebas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah memiliki dua jenis kurikulum yaitu sebagai berikut:
1)      Kurikulum nyata (real curricullum), yang membuat sejumlah mata pelajaran yang disampaikan di sekolah.
2)      Kurikulum tersembunyi (hidden curricullum), yang berupa aturan-aturan sopan santun, cara berpakaian yang rapi, penghargaan terhadap waktu/kedisiplinan dan berfikir serta bersikap sistematis.
Sosialisasi melalui sistem pendidikan formal (sekolah) cukup efektif karena di samping membaca, menulis, dan berhitung di sekolah juga diajarkan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement),  dan kesamaan kedudukan (universalisme).

d. Sosialisasi di lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, dengan pimpinan, dan dengan relasi bisnis.
Kelompok kerja sangat beragam, karena terbentuk dari  berbagai bidang keahlian dan jenis pekerjaan. Dalam hubungan sosial di lingkungan kerja setiap orang harus menjalankan peranan sosial dengan kedudukannya. Peranan ini akan menghasilkan sikap tertentu yang memengaruhi tindakan sebagai anggota masyarakat.


e. Sosialisasi melalui media massa
Media massa terdiri atas media cetak (seperti surat kabar dan majalah) dan media elektronik (seperti radio, televisi, video, film, piringan hitam dan kaset).
Media massa memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran media massa sangat memengaruhi tindakan dan sikap anggota  masyarakat terutama anak-anak. Nilai-nilai dan norma yang disampaikan akan tertanam dalam diri anak melalui penglihatan maupun pendengaran.
Apabila informasi yang diterima positif sesuai  dengan norma yang berlaku dalam masyarakat maka akan terbentuk kepribadian yang positif, misalnya penayangan tentang dunia pendidikan, agama, dan lain-lain. Sebaliknya jika  informasi yang disampaikan negatif maka akan membentuk kepribadian anak yang kurang baik, misalnya penayangan film yang menonjolkan kekerasan akan mendorong perilaku agresif pada anak-anak yang melihatnya.

6. Jenis-Jenis Sosialisasi
Jenis-jenis sosialisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Sosialisasi primer (primary socialization)
Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi  seseorang memasuki keanggotaan dalam masyarakat.
Tempat sosialisasi primer adalah keluarga karena manusia lahir dan hidup di tengah-tengah keluarga. Sosialisasi primer  akan memengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti  ayah, ibu, kakak, dan adik.
Dalam tahap tersebut, peran orang-orang yang  terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Sosialisasi primer merupakan tempat menanamkan nilai-nilai budaya yang dianut keluarga seperti aturan-aturan keluarga, agama, dan kepercayaan.

b. Sosialisasi sekunder (secondary socialization)
Sosialisasi sekunder adalah proses  sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat.
Sosialisasi sekunder mengajarkan nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.
Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat adalah proses resosialisasi atau sering disebut proses permasyarakatan total. Contoh: rumah tahanan,  rumah sakit jiwa, dan lembaga pendidikan militer.


B. Pengertian Kepribadian
Setiap individu dengan individu lain memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian tersebut dimiliki melalui sosialisasi sejak seseorang dilahirkan. Dalam bahasa sehari-hari istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten yang memberikan identitas bagi dirinya sebagai individu khusus.
Ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya membuat individu tersebut memiliki identitas khususnya yang berbeda dengan individu lain.

Sosiolog yang mengemukakan pengertian kepribadian, antara lain sebagai berikut:
1.  Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
2.  M.A.W. Browen
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
3. Theodore R. New Combe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (prespositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
4. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian (personality) adalah ciri-ciri dan sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang yang mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, mentalitas, yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
Setiap kelompok manusia  memiliki nilai-nilai, normanorma, dan adat istiadat. Kelompok manusia secara sadar atau tidak berupaya memengaruhi anggota-anggotanya untuk dapat menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khasnya, sehingga menimbulkan kepribadian khas anggota masyarakat tersebut.

Kepribadian berkaitan dengan peranan dan kedudukan seseorang dalam berbagai kelompok, sehingga memengaruhi kesadaran dirinya. Kepribadian memberikan identitas yang khas pada diri seseorang sebagai individu yang unik.
Adapun unsur-unsur kepribadian sebagai berikut.:
1. Pengetahuan
Pengetahuan mengisi akal pikiran manusia secara sadar. Pengetahuan individu terisi dengan fantasi, pemahaman, dan konsep lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai berbagai macam hal yang berbeda dengan lingkungan individu tersebut. Semua itu terekam dalam otak dan sedikit diungkap individu melalui bentuk perilaku.
2. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negatif  terhadap sesuatu yang dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan selalu bersifat subjektif karena adanya unsur-unsur penilaian, yang bisa jadi berbeda dengan penilaian orang lain. Perasaan selalu mengisi penuh kesadaran manusia dalam hidupnya.
3. Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah merupakan kemampuan yakni kecenderungan pada setiap manusia untuk menanggapi suatu rangsangan dengan pola yang teratur.
Dorongan hati (naluri) mencakup:
a.    dorongan mempertahankan hidup;
b.    dorongan seksual;
c.    dorongan mencari makan;
d.    dorongan bergaul;
e.    dorongan meniru perilaku sesama;
f.     dorongan berbakti;
g.    dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1.      Id, adalah bagian diri seseorang yang bersifat tidak sadar, naluriah, impulsif (mudah terpengaruh oleh gerak hati) dan tidak disosialisasikan.
2. Ego, merupakan perwakilan bagian dari diri yang bersifat sadar dan rasional, ego sering disebut sebagai penjaga pintu kepribadian, karena ia menjaga antara interaksi Id dengan Superego.
3. Superego, merupakan perwakilan bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultur dan berfungsi sebagai suara hati.
Misalnya: seorang yang kelaparan membayangkan akan makan semua makanan yang ia hadapi (keinginan untuk makan disebut id), secara sadar ia berusaha mencari makan (berusaha mencari makanan disebut ego), upaya pencarian makanan didasari oleh nilai-nilai dan norma yang berlaku yakni makanan tersebut diperoleh secara wajar, halal, dan sesuai norma yang berlaku (pertimbangan nilai dan norma disebut super ego).


C. Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Kepribadian seseorang terbentuk dari hasrat-hasrat biologis dan bakat-bakat naluri yang sudah ada. Kepribadian baru akan berkembang sepenuhnya melalui proses belajar terhadap lingkungan sosial.
Perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Keturunan (heredity) Warisan Biologis
Semua manusia yang normal dan sehat memiliki persamaan biologis tertentu, seperti memiliki dua tangan, pancaindra, kelenjar seksual, dan otak yang rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku semua orang. 
Setiap orang memiliki warisan biologis yang berbeda satu dengan lainnya.
Faktor keturunan berperan terhadap keramahtamahan, perilaku kompulsif (dipaksakan), dan kemudahan dalam pergaulan sosial. Akan tetapi faktor keturunan tidak berpengaruh terhadap terbentuknya kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan nilai.

2. Faktor Lingkungan Alam (natural environmental)
Keadaan lingkungan alam seperti perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam mengharuskan manusia  mampu menyesuaikan diri. Dengan adanya proses penyesuaian diri itulah  maka akan muncul bentuk kebudayaan yang dipengaruhi oleh alam. Misalnya olahraga ski muncul pada masyarakat yang lingkungan alamnya mengalami musim salju. Kebudayaan masyarakat yang hidup di pantai berbeda dengan masyarakat yang hidup di pegunungan atau hutan belantara. Melalui proses penyesuaian diri manusia membentuk sikap dan tindakan yang berbeda dengan manusia lainya.

3. Faktor Sosial (social environment)
Di samping keadaan alam memengaruhi kebudayaan, kebudayaan pun bisa memengaruhi alam. Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya kebudayaan petani, kebudayaan kota, dan kebudayaan industri tertentu memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda-beda.
Di masyarakat kadang-kadang terdapat karakteristik kepribadian umum, namun tidak berarti semua anggota termasuk di dalamnya. Kepribadian umum merupakan serangkaian ciri kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok sosial yang bersangkutan.


4. Faktor Kelompok Manusia (group)
Kepribadian  seseorang juga dipengaruhi oleh adanya kelompok manusia lainnya. Hal itu dikarenakan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup sendiri. Kelompok manusia pertama yang memengaruhi kepribadian anak adalah keluarga, tetangga, teman sepermainan, dan sekolah.

D. Hubungan Antara Pembentukan Kepribadian dengan Kebudayaan
Menurut pendapat M. J. Herkovits, budaya merupakan sesuatu yang superorganik karena bersifat turun-temurun meskipun masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan adanya kelahiran dan kematian.
Budaya secara langsung dapat memengaruhi perilaku dan kepribadian yang disebabkan adanya kelahiran dan kematian.
Budaya langsung memengaruhi perilaku dan kepribadian individu karena individu tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki budaya itu.
Menurut pendapat Theodore R. New Combe, kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi diri sendiri.
Berdasarkan konsep psikologi, kepribadian merupakan watak khas seseorang yang tampak dari luar, sehingga orang luar memberikan kepadanya suatu identitas khusus. Identitas khusus tersebut diterima dari warga masyarakat sehingga terbentuknya kepribadian dipengaruhi oleh faktor kedaerahan, cara hidup, tempat tinggal, agama, profesi, dan kelas sosial.

Kepribadian ada yang selaras dan tidak selaras dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial. Keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya dapat dipahami dari kedudukan alam sebagai tempat hidup dan yang memberi hidup manusia.
Ada tujuh pokok makna lingkungan alam bagi manusia, yaitu sebagai berikut.
1. Manusia memiliki ikatan dengan lingkungan alam.
2. Motivasi etis dapat mendasari kecintaan terhadap alam yang berdasarkan rasa keindahan.
3. Alam menghidupi manusia.
4. Alam merupakan serikat bagi manusia dalam hal mempertahankan diri.
5. Alam menjadi sumber materi genetik.
6. Alam memiliki arti penting bagi pengetahuan dan pendidikan.
7. Alam menjadi sumber kesehatan, rekreasi, serta kesenian.
Lingkungan sosial terdiri atas individu maupun kelompok yang  berada di sekitar manusia. Di alam masyarakat akan dijumpai lapisan-lapisan sosial yang menghasilkan kepribadian masing-masing.
Individu disebut berkepribadian jika pola perilaku khas diproyeksikan pada suatu lingkungan sosialnya. Perilaku individu diharapkan selaras dengan lingkungan sosialnya dalam situasi tertentu sebagai berikut.
1. Individu dengan keluarga
Peranan individu ditentukan adat istiadat, norma-norma, dan nilai-nilai serta bahasa yang ada pada keluarga melalui proses sosialisasi dan internalisasi.
2. Individu dengan lembaga
Posisi dan peranan individu dalam lembaga sosial sudah dibakukan berdasarkan moral, adat atau hukum yang berlaku.
3. Individu dengan masyarakat
Posisi dan peranan individu dalam komunitas tidak lagi bersifat langsung, sebab perilakunya sudah tertampung atau diredam oleh keluarga dan kebudayaan yang mencakup dirinya.
4. Individu dengan negara
Individu dengan masyarakat dalam persepsi makro lebih bersifat abstrak.
5. Individu dan negara
Posisi individu dalam suatu negara sebagai warga negara.

Kepribadian yang menyimpang atau tidak selaras dengan lingkungan alam adalah menunjukkan perilaku manusia yang  memanfaatkan lingkungan alam secara tidak benar sehingga menimbulkan bencana alam yang pada gilirannya justru akan mengancam kelestarian hidup manusia itu sendiri.
Pencemaran lingkungan alam, penggundulan hutan, merupakan contoh-contoh kepribadian yang tidak selaras dengan lingkungan alam sehingga menimbulkan kesengsaraan.
Kepribadian yang tidak selaras dengan lingkungan sosial  mewujudkan pola perilaku yang menyimpang yang membuat keresahan masyarakat, misalnya kenakalan remaja, tindak kriminal, penyalahgunaan narkoba yang semuanya merupakan penyakit masyarakat.


     RANGKUMAN

1.      Proses sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat  berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima masyarakat.
2.      Tujuan sosialisasi sebagai berikut.
a.    Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada individu.
b.    Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif.
c.    Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d.    Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
3.      Menurut George Herbert Mead, tahap- tahap sosialisasi yang harus dilewati seseorang sebagai berikut. :

a.    Tahap persiapan (Prepatory Stage)
b.    Tahap meniru (Play Stage)
c.    Tahap siap bertindak (Game Stage)
d.    Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Other)
4. Fungsi sosialisasi dalam lingkungan masyarakat ada dua, yaitu sebagai berikut.
a. Membedakan individu agar dapat mengenal, mengakui, dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalamnya.
b. Sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai norma-norma yang ada dalam masyarakat,  supaya tetap ada dan terpelihara oleh anggota masyarakat.
5. Media sosialisasi atau agen sosialisasi,  antara lain keluarga, teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan media massa.
6. Kepribadian (personality) adalah ciri-ciri dan sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang yang mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
7. Unsur-unsur kepribadian terdiri atas pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
8. Menurut Sigmund Freud, kepribadian terdiri atas Id, Ego, Super ego
9. Faktor-faktor pembentukan kepribadian, terdiri atas:
a. faktor keturunan (heredity)/warisanbiologis;
b. faktor lingkungan alam (natural environment);
c. faktor sosial (social heritage);
d. faktor kelompok manusia (group).

======================www===============

UJI KOMPETENSI
A. Pilihlah salah satu jawaban soal berikut dengan tepat.
1. Peter Berger berpendapat bahwa anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat melalui proses....
a. adaptasi
b. sosialisasi
c. rasionalisasi
d. identifikasi
e. imitasi
2. Berikut ini yang bukan termasuk orang-orang yang sangat berarti (significant other) bagi anak pada masa pertumbuhannya adalah....
a.    ayah
b.    guru
c.    ibu
d.    kakak
e.    pengasuh
3. Berikut ini yang tidak termasuk media sosialisasi adalah ....
a. teman sepermainan
b. keluarga
c. pasar
d. sekolah
e. media massa
4. Yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang adalah ketika berada di ....
a. sekolah
b. keluarga
c. dunia pekerjaan
d. lingkungan masyarakat
e. lingkungan teman sebaya
5. Keramahtamahan seseorang serta kemudahan dalam pergaulan merupakan aspek kepribadian yang banyak dipengaruhi oleh faktor ....
a. keturunan
b. lingkungan alam
c. pendidikan
d. lingkungan sosial
e. kecakapan
6. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh adanya kelompok manusia lainnya. Hal itu disebabkan karena ....
a. manusia merupakan makhluk sosial
b. kebutuhan manusia sangatlah bervariasi
c. manusia terdiri atas jasmani dan rohani
d. manusia merupakan makhluk yang khas
e. manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan
7. Kebudayaan merupakan suatu yang superorganik karena bersifat...
a. turun-temurun
b. temporer
c. dinamis, mudah berubah
d. konstan
e. mutlak
8. Manusia memiliki ikatan dengan alam yang sifatnya ....
a. global
b. logis
c. menyuruh
d. religius
e. berkesinambungan
9. Bentuk kebudayaan suatu bangsa yang dipengaruhi oleh kondisi alam merupakan bukti bahwa manusia adalah...
a. makhluk sosial
b. memerlukan lingkungan
c. makhluk paling sempurna
d. makhluk yang berkepribadian
e. melakukan proses adaptasi
10. Menurut Sigmund Freud, id merupakan salah satu unsur kepribadian seseorang yang bersifat ....
a. kolektif
b. labil
c. individual
d. tidak sadar
e. sadar

B. Jawablah soal berikut dengan singkat dan tepat.
1. Menurut Anda, kepribadian yang bagaimanakah yang mampu menghadapi situasi global saat ini? Uraikan pendapatmu.
2. Bagaimana pendapat Anda apabila dalam pergaulan di masyarakat terdapat individu-individu yang berkepribadian buruk?
3. Lembaga pendidikan merupakan sarana yang cukup efektif dan efisien dalam rangka pembentukan kepribadian,mengapa demikian? Uraikan pendapat Anda dengan jelas.
4. Lingkungan merupakan salah satu  faktor pembentukan kepribadian. Bagaimana kepribadian seseorang yang tinggal di lingkungan sosial yang sering terjadi mabuk-mabukan dan perjudian? Analisislah permasalahan tersebut melalui pendekatan sosiologi.
5.  Sebagai seorang pelajar, Anda tentu ingin memiliki keperibadian yang baik. Bagaimana kepribadian para anak didik di Indonesia sebagai hasil out put dari pendidikan kita? Berikan pendapatmu seobjektif mungkin.

















































2 comments:

Bukan Saya 22 Juli 2016 pukul 12.08  

I really enjoy simply reading all of your web. Simply wanted to inform you that you have people like me who appreciate your work. Definitely a great post bandar bola || sbobet online

Bukan Saya 30 Juli 2016 pukul 16.14  

I really appreciate the kind of topics post here. Thanks for sharing us a great information that is actually helpful. Good day! Holiday Palace

Beasiswa Pascasarjana

http://www.beasiswapascasarjana.com/2012/03/beasiswa-s2-guru-kepsek-dan-pengawas.html

Kemdikbud

Informasi tentang pendidikan, seputar Beasiswa dan perkembangan pendidikan di Indonesia

Detik.com

Apa Anda Termasuk orang yang cerdas?

Bila anda merasa sebagai bagian orang-orang yang cerdas, apa yang akan anda lakukan dengan kecerdasan anda tersebut?
Apakah akan anda gunakan kecerdasan anda tersebut untuk kebaikan umat manusia, atau hanya untuk anda sendiri atau malah untuk mencelakai manusia lainnya?
Silahkan kirimkan koment anda! Pro ataupun kontra, akan kami tampung sebagaimana kami menghargai kecerdasan sebagai sebuah misteri yang akan selalu ada di dunia ini.

Post Populer

About This Blog

Blog ini dibuat dengan kesengajaan, memang di rekayasa sedemikian rupa dengan tujuan membuat para pembaca tertarik, ikut memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan bersama.
Segala macam isi yang ada dalam tiap halaman blog ini diluar tanggungjawab admin.
Author menerima kritik dan masukan demi perbaikan blog ini.
Selamat berselancar

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP