AUFKLARUNG FOR ALL
Silahkan ketik berita yang anda inginkan di kolom ini.

Selamat Datang di Aufklarung For All "Pencerahan Untuk Semua".

Informasi yang ada dalam blog ini semata-mata sebagai bentuk penyampaian uneg-uneg dan aspirasi. Semoga bisa menambah pengetahuan kita dan memberikan inspirasi kepada siapa pun yang membaca blog ini. Tulisan tidak akan lekang oleh waktu, satu goresan pena akan mampu merubah dunia bila kita menyadarinya. Semoga bermanfaat!

Jumat, 23 November 2012

KURIKULUM MULTIKULTURAL

Oleh: Sri Lestari

Pemerintah sudah kali kesembilan mengubah kurikulum sejak Indonesia merdeka. Tersingkat, kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang hanya berumur dua tahun.  Pada 2006, KBK berubah menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). 

Bila kita cermati, tidak ada perubahan mendasar, kecuali penambahan jumlah mata pelajaran (mapel), bukan pengembangan kualitas isi, dan penambahan jam belajar menjadi pokok bahasan (SM, 07/11/12). Dalam pandangan penulis, terkait dengan pengembangan kurikulum, rasanya kurang tepat kalau hanya mengejar kuantitas (jumlah jam pelajaran).
Pemerintah pasti melibatkan pakar...
ekonomi, sosial, psikologi, iptek, dan sebagainya dalam penyusunan kurikulum kendati pada tahap akhir lebih banyak melibatkan peran pakar pendidikan profesional. Program kurikulum haruslah menyajikan program yang memungkinkan terjadinya transformasi sosial.  Jika tidak tanggap maka kita akan hanyut ditelan gelombang globalisasi.
Dewasa ini masyarakat dunia sudah melebur dalam satu komunitas, yang dalam bahasa Prof Tilaar disebut global village. Berkait dengan realitas tersebut penyusunan kurikulum harus membuka diri dari berbagai kekuatan luar. Kurikulum juga harus peka terhadap perubahan sosial agar tidak tertinggal.
Angka pengangguran yang masih tinggi, pemujaan kepada ijazah formal, pemalsuan ijazah dan berbagai gejala negatif yang lain menjadi indikator kegagalan kurikulum forma. Realitasnya, kurikulum yang sekarang diterapkan belum sesuai dengan perubahan sosial di masyarakat, apalagi bila dikaitkan dengan kepesatan perubahan global.
Melihat kondisi itu, terasa cocok menerapkan kurikulum pendidikan multikultural kepada masyarakat Indonesia yang majemuk. Terlebih dewasa ini pemaknaan budaya kerap direduksi menjadi hanya sebatas kesenian berikut adat-istiadat dengan berbagai benda tradisionalnya. Padahal kebudayaan yang multi tersebut juga menyangkut cara berpikir, pengetahuan, pandangan hidup, pranata, dan nilai-nilai.
Jika pemerintah ingin mewujudkan pendidikan yang manusiawi berarti harus siap menghadapi keberagaman. Mengaitkan dengan tujuan itu, berarti perlu menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kondisi masyarakat dan lingkungan secara nyata. Cara itu bisa ditempuh lewat pendekatan multikultural yang menekankan pada pengembangan kesadaran dan pengalaman dalam kehidupan sosial senyatanya.

Pribadi Tangguh
Jawa Tengah memiliki banyak potensi dan keunggulan, baik sumber daya alam maupun hasil kerajinan khas, dan beberapa sudah memasuki pasar global. Kenyataan ini  seharusnya menjadi perhatian pakar pendidikan karena bila sistem pendidikan menganut asas desentralisasi maka selayaknya potensi dan keunggulan daerah itu harus bisa menjadi bagian dari kurikulum.
Hal ini mengingat anak didik nantinya terjun ke masyarakat dengan segala permasalahan, sehingga harus memiliki bekal yang memadai dari sekolah supaya bisa menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab pada kehidupan pribadi dan sosial.
Realitas di lapangan, pemerintah masih menjejali anak didik dengan berbagai konsep dan teori tapi kurang mengembangkan aspek keterampilan dan kecakapan hidup mereka. Dalam sistem pendidikan yang terdesentralisasi, seyogianya pemerintah mengembangkan keberagaman potensi di Jawa Tengah. Upaya itu supaya pada masa mendatang peserta didik bisa merasakan manfaat potensi daerahnya.
Potensi itu semisal industri batik, tempat wisata, makanan, kerajinan tangan dan sebagainya. Pemerintah bisa mengembangkan keragaman potensi ini pada diri anak melalui jalur pendidikan formal, dengan catatan terus menyesuaikan muatan kurikulum itu dengan perubahan zaman. Pemilihan kebijakan itu bisa membuat potensi Jawa Tengah makin berkembang di tengah global village. (10)

— Sri Lestari SPd, mahasiswa Program Pascasarjana Prodi IPS Universitas Negeri Semarang (Unnes), guru SD Hj Isriati Baiturrahman 2 Semarang

0 comments:

Beasiswa Pascasarjana

http://www.beasiswapascasarjana.com/2012/03/beasiswa-s2-guru-kepsek-dan-pengawas.html

Kemdikbud

Informasi tentang pendidikan, seputar Beasiswa dan perkembangan pendidikan di Indonesia

Detik.com

Apa Anda Termasuk orang yang cerdas?

Bila anda merasa sebagai bagian orang-orang yang cerdas, apa yang akan anda lakukan dengan kecerdasan anda tersebut?
Apakah akan anda gunakan kecerdasan anda tersebut untuk kebaikan umat manusia, atau hanya untuk anda sendiri atau malah untuk mencelakai manusia lainnya?
Silahkan kirimkan koment anda! Pro ataupun kontra, akan kami tampung sebagaimana kami menghargai kecerdasan sebagai sebuah misteri yang akan selalu ada di dunia ini.

Post Populer

About This Blog

Blog ini dibuat dengan kesengajaan, memang di rekayasa sedemikian rupa dengan tujuan membuat para pembaca tertarik, ikut memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan bersama.
Segala macam isi yang ada dalam tiap halaman blog ini diluar tanggungjawab admin.
Author menerima kritik dan masukan demi perbaikan blog ini.
Selamat berselancar

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP