AUFKLARUNG FOR ALL
Silahkan ketik berita yang anda inginkan di kolom ini.

Selamat Datang di Aufklarung For All "Pencerahan Untuk Semua".

Informasi yang ada dalam blog ini semata-mata sebagai bentuk penyampaian uneg-uneg dan aspirasi. Semoga bisa menambah pengetahuan kita dan memberikan inspirasi kepada siapa pun yang membaca blog ini. Tulisan tidak akan lekang oleh waktu, satu goresan pena akan mampu merubah dunia bila kita menyadarinya. Semoga bermanfaat!

Kamis, 29 September 2016

ANATOMI TEORI SOSIAL HERBERT BLUMER (1900-1987)



A.    Konteks Sosial
Interaksi simbollik pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dalam lingkup sosiologi, sebenarnya ide ini telah dikemukakan oleh George Herbert Mead (guru Blumer) yang kemudian dimodifikai oleh Blumer untuk tujuan tertentu. Karakteristik dasar ide ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu. Interaksi yang terjadi antar individu berkembang melalui simbol-simbol yang mereka ciptakan. Realitas sosial merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada beberapa individu dalam masyarakat. Interaksi yang dilakukan antar individu itu berlangsung secara sadar dan berkaitan dengan gerak tubuh, vokal, suara, dan ekspresi tubuh, yang kesemuanya itu mempunyai maksud dan disebut dengan “simbol”. Pendekatan interaksi simbolik yang dimaksud Blumer mengacu pada tiga premis utama, yaitu:

(1) Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka
(2) Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain, dan
(3) Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang berlangsung (Kuswarno, 2008: 22). Interaksi simbolik dalam pembahasannya telah berhasil membuktikan adanya hubungan antara bahasa dan komunikasi. Sehingga, pendekatan ini menjadi dasar pemikiran ahli-ahli ilmu sosiolinguistik dan ilmu komunikasi.
Esensi interaksi simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan cirri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Blumer mengintegrasikan gagasan-gagasan tentang interaksi simbolik lewat tulisannya, terutama pada tahun 1950an dan 1960an, diperkaya dengan gagasan-gagasan dari John Dewey, Wiliam I. Thomas dan Charles H. Cooley (Mulyana, 2001: 68).
B.     Pemikiran dan Teori Yang Memepengaruhi
Kita mengenal tiga tipologi dalam sosiologi berdasarkan skala kajian, yakni sosiologi makro, mezo dan mikro. Kajian struktur masyarakat yang luas merupakan wilayah kajian sosiologi makro. Pada tipe ini, para peneliti lebih banyak memfokuskan pada struktur social, budaya dan institusi besar yang ada di masyarakat dan pengaruhnya terhadap individu-individu di dalam masyarakat. Paradigma fakta social merupakan salah satu kajian makro, karena lebih memfokuskan pada masalah struktur social. Paradigma ini memandang individu dikendalikan struktur masyarakat dalam segala aspek tindakannya. Para pengikut aliran ini disebut sebagai Durkheimian.
Sedangkan mikro sosiologi lebih menelaah proses-proses tindakan individu. Tekanannya bukan pada struktur melainkan pada tindakan-tindakan individu. Tradisi ini bisa ditemukan pada paradigma tindakan social yang lebih menekankan pada tindakan subyektif individu. Pandangan ini sebagai antitesa fakta social. Menurut pandangan ini, individu tidak terkungkung oleh struktur social secara kaku, tetapi individu memiliki kebebasan. 2Tradisi ini disebut sebagai tradisi Weberian. Interaksionisme simbolik merupakan aliran yang juga focus pada tindakan-tindakan individu. Sebagaimana namanya, aliran ini menekankan pada simbol-simbol dalam tindakan individu. Aliran ini percaya bahwa tindakan-tindakan individu yang berlangsung dikendalikan oleh makna-makna yang ada di pikiran individu masing-masing. Karena itu, fenomena-fenomena social, menurut perspektif ini, bisa ditemui dalam makna-makna individu yang saling bertindak.  Aliran ini, di satu sisi, juga menentang pandangan perspektif konvensional yang melihat individu sebagai produk struktur masyarakat yang segala aspek perilakunya dipengaruhi aspek-aspek eksternal. Individu tidak bertindak bebas. Tetapi, di sisi lain, pandangan ini juga menolak reduksionisme psikologis yang terlalu ekstrim.

Prof Dr. Riyadi Soeprapto, MS menjelaskan lebih jauh bahwa
“baik manusia dan struktur sosial dikonseptualisasikan secara lebih kompleks, lebih tak terduga, dan aktif jika dibandingkan dengan perspektif-perspektif sosiologis yang konvensional. Di sisi ini masyarakat tersusun dari individu-individu yang berinteraksi yang tidak hanya bereaksi, namun juga menangkap, menginterpretasi, bertindak, dan mencipta. Individu bukanlah sekelompok sifat, namun merupakan seorang aktor yang dinamis dan berubah, yang selalu berada dalam proses menjadi dan tak pernah selesai terbentuk sepenuhnya.”
Aliran ini berasal dari tradisi psikologi social dan filsafat pragmatism Amerika. Aliran ini sangat berkembang di Amerika, hal ini menunjukkan bahwa orang-orang Amerika lebih suka pada penjelasan-penjelasan praktis ketimbang spekulasi abstrak. Tokoh interaksionisme awal yang terkenal adalah George Herbert Mead, sedangkan Herbert Blumer merupakan murid Mead
C.     Latar Belakang Sosial
Herbert Blumer merupakan murid George Herbert Mead yang meneruskan tradisi pemikiran gurunya. Di tengah-tengah dominasi aliran fungsionalisme, Blumer tetap setia dan mengembangkan tradisi Median. Siapa sosok Blumer? Bagaimana sejarah intelektualnya? Pertanyaan-pertanyaan ini diuraikan oleh Kenneth Allen dalam “Contemporary Social and Sociological Theory: Visualizing Social Worlds”.
“Herbert Blumer was born on March 7, 1900. He completed his Ph. D. at the University of Chicago I 1928; his dissertation was title Methods in Social Psychology. Blumer was o the faculty at Chicago from 1927 to 1952, during which time he also played professional football, interviewed gang members, and mediated labor disputes. In 1952, Blumer Moved to the University of California at Berkeley to chair its new department of sociology. Blumer edited one of sociology’s journals, the American Journal of Sociology, from 1940 to 1952, and he was president of the American Sociological Society in 1955”.
D.    Pokok Permasalahan

Blumer bersama anggota-anggota Mahzab Chicago mengkonseptualisasikan manusia sebagai menciptakan atau membentuk kembali lingkungannya, sebagai “merancang dunia objek-nya, dalam aliran tindakannya alih-alih sekedar merespons pengharapan kelompok” (Mulyana, 2001: 70). Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek. Perspektif ini menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka.
Dalam pandangan interaksi simbolik, sebagaimana ditegaskan Blumer, proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan menegaskan aturan-aturan, bukan aturan-aturan yang menciptakan dan menegakkan kehidupan kelompok. Dalam konteks ini, maka dikonstruksikan dalam proses interaksi, dan proses tersebut bukanlah suatu medium netral yang memungkinkan kekuatan-kekuatan sosial memainkan perannya, melainkan justru merupakan substansi sebenarnya dari organisasi sosial dan kekuatan sosial (Mulyana, 2001: 70).

E.      Proposisi Yang Ditawarkan
Berdasarkan analisis Blumer , terdapat 2 pendekatan yaitu eksplorasi dan inspeksi (pemeriksaan)
1.      Eksplorasi
eksplorasi adalah “…metode fleksibel yang memberi peluang kepada peneliti bergerak ke pemahaman yang lebih tepat mengenai bagaimana masalah seseorang harus dikemukakan,” mempelajari data dan mengembangkan ide-ide.
2.      Inspeksi (Pemeriksaan)
Menyatakan dimana “…melalui metode ini para peneliti memeriksa konsep-konsep tersebut dari sudut pembuktian empiris
F.      Jenis Realita Sosial
Realitas yang ingin diungkapkan oleh Blumer adalah bahwa tindakan individu sangat bergantung kepada pemaknaan terhadap sesuatu objek. Makna berasal dari pikiran individu bukan melekat pada objek. Misalnya, warna Merah berarti sosialis-komunis, tetapi juga berarti keberanian. Bagi ummat Kristen tanda salib justru sesuatu yang disakralkan, tetapi bagi orang-orang muslim hal itu tidak bermakna sacral. Sekali lagi, hal ini menunjukkan bahwa makna bukan sesuatu yang inheren dalam objek tetapi diciptakan oleh individu.
G.     Kajian Tori
3Interaksionisme simbolik Blumer mengandung beberapa ide dasar, yakni :
1.         Manusia terdiri dari manusia yang berinteraksi. Kegiatan tersebut saling bersesuaian melalui tindakan bersama, membentuk apa yang dikenal sebagai organisasi atau struktur social.
2.       Interaksi terdiri dari berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan manusia lain. Interaksi-interaksi non-simbolis mencakup stimulus-respon yang sederhana seperti halnya batuk. Interaksi simbolis mencakup “penafsiran tindakan”.
3.      Obyek-obyek tidak mempunyai makna yang intrinsic; makna lebih merupakan produk interaksi simbolis. Obyek-obyek itu bisa dikategorikan ke dalam tiga hal yakni obyek fisik (meja, tanaman, mobil), obyek social (ibu, teman, dll.), dan obyek abstrak (nilai, norma).
4.     Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal; mereka dapat melihat dirinya sebagai objek.
5.     Tindakan manusia adalah tindakan interpretative yang dibuat oleh dirinya sendiri.
6.     Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota kelompok (organisasi).
 
H.    Aktor Yang Otonom
Dalam hal ini Blumer tidak terpengaruh terhadap struktur dan teori –teori lain yang dianggapnya kurang relevan , sehingga Blumer memunculkan 6 Sains Empiris , diantaranya:
(a). scientific inquiry uses theory; (b). theory is used to decide the kinds of questions that are asked; (c). theory shapes what data are relevant, and how the data will be collected and tested; (d). propositions are born out of theory: theory informs the kinds of relationships among and between the variables that are to be tested; (e). the data are interpreted and brought back to change, modify, or confirm theory; (f). all theory and scientific research is based on concepts, which are the basic building blocks of theory.
I.       Metode Yang Digunakan
Dalam hal ini Blumer menggunakan metode yang sangat baik yaitu Pendekatan interaksi simbolik, didalamnya Blumer juga mengemukakan Interaksi simbolik dalam pembahasannya telah berhasil membuktikan adanya hubungan antara bahasa dan komunikasi. Sehingga, pendekatan ini menjadi dasar pemikiran ahli-ahli ilmu sosiolinguistik dan ilmu komunikasi.
J.       Unit Analisis Yang Digunakan
Unit analisis yang digunakan Blumer dalam menggunakan metode pendekatan simbolik adalah komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.

K.     Berada Dalam Lingkup Mazab Apa
Dalam Blumer menggunakan paradigma fakta sosial yang lebih banyak menggunakan kajian makro dan mikro karena mengkaji tentang tindakan dalam komunikasi masyarakat dan juga interaksionisme simbolik yang mempelajari tentang tindakan-tindakan individu
Hal ini dikuatkan Kita mengenal tiga tipologi dalam sosiologi berdasarkan skala kajian, yakni sosiologi makro, mezo dan mikro. Kajian struktur masyarakat yang luas merupakan wilayah kajian sosiologi makro. Pada tipe ini, para peneliti lebih banyak memfokuskan pada struktur social, budaya dan institusi besar yang ada di masyarakat dan pengaruhnya terhadap individu-individu di dalam masyarakat. Paradigma fakta social merupakan salah satu kajian makro, karena lebih memfokuskan pada masalah struktur social. Paradigma ini memandang individu dikendalikan struktur masyarakat dalam segala aspek tindakannya. Para pengikut aliran ini disebut sebagai Durkheimian.
Sedangkan mikro sosiologi lebih menelaah proses-proses tindakan individu. Tekanannya bukan pada struktur melainkan pada tindakan-tindakan individu. Tradisi ini bisa ditemukan pada paradigma tindakan social yang lebih menekankan pada tindakan subyektif individu. Pandangan ini sebagai antitesa fakta social. Menurut pandangan ini, individu tidak terkungkung oleh struktur social secara kaku, tetapi individu memiliki kebebasan. Tradisi ini disebut sebagai tradisi Weberian.
Interaksionisme simbolik merupakan aliran yang juga focus pada tindakan-tindakan individu. Sebagaimana namanya, aliran ini menekankan pada simbol-simbol dalam tindakan individu. Aliran ini percaya bahwa tindakan-tindakan individu yang berlangsung dikendalikan oleh makna-makna yang ada di pikiran individu masing-masing. Karena itu, fenomena-fenomena social, menurut perspektif ini, bisa ditemui dalam makna-makna individu yang saling bertindak.
Aliran ini, di satu sisi, juga menentang pandangan perspektif konvensional yang melihat individu sebagai produk struktur masyarakat yang segala aspek perilakunya dipengaruhi aspek-aspek eksternal. Individu tidak bertindak bebas. Tetapi, di sisi lain, pandangan ini juga menolak reduksionisme psikologis yang terlalu ekstrim.



DAFTAR PUSTAKA
Allan, Kenneth, Contemporary Social and Sociological Theory: Visualizing social worlds, (California: Pine Forge Press, 2006), h. 7.  Hal yang sama juga ditemui dalam karya Allan yang lain (The Social Lens: An Invitation To Social and Sociological Theory, 2007) h. 303.
-----, The Social Lens: An Invitation To Social and Sociological Theory, h. 304.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia
M. Poloma, Margaret, Sosiologi Kontemporer, diindonesiakan oleh tim penerjemah Yayasan Solidaritas Gadjah Mada (YASOGAMA), cetakan keenam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 258 
William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan Publik, terj. Mujahir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32.
Poloma, Margaret, Sosiologi Kontemporer, terjemahan Yayasan Solidaritas Gadjah Mada  (Jakarta, 2004), 258


0 comments:

Beasiswa Pascasarjana

http://www.beasiswapascasarjana.com/2012/03/beasiswa-s2-guru-kepsek-dan-pengawas.html

Kemdikbud

Informasi tentang pendidikan, seputar Beasiswa dan perkembangan pendidikan di Indonesia

Detik.com

Apa Anda Termasuk orang yang cerdas?

Bila anda merasa sebagai bagian orang-orang yang cerdas, apa yang akan anda lakukan dengan kecerdasan anda tersebut?
Apakah akan anda gunakan kecerdasan anda tersebut untuk kebaikan umat manusia, atau hanya untuk anda sendiri atau malah untuk mencelakai manusia lainnya?
Silahkan kirimkan koment anda! Pro ataupun kontra, akan kami tampung sebagaimana kami menghargai kecerdasan sebagai sebuah misteri yang akan selalu ada di dunia ini.

Post Populer

About This Blog

Blog ini dibuat dengan kesengajaan, memang di rekayasa sedemikian rupa dengan tujuan membuat para pembaca tertarik, ikut memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan bersama.
Segala macam isi yang ada dalam tiap halaman blog ini diluar tanggungjawab admin.
Author menerima kritik dan masukan demi perbaikan blog ini.
Selamat berselancar

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP