Ketika Infotainment Permainkan Kita
Kemajuan teknologi membuat semua informasi yang ada disekitar kita bahkan di belahan dunia lain dengan cepat sampai di telinga dan mata kita. Bukan karena kita menginginkannya akan tetapi persaingan penyajian berita antar perusahaan media informasilah yang mengharuskan kita mau ataupun tidak mau mengetahuinya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? jawabannya jelas, inilah konsekuensi dari kemajuan teknologi dan informasi. Dalam waktu sekejap kita bisa
mengakses berbagai macam berita baik yang bisa membangkitkan semangat hidup kita ataupun yang bisa menjatuhkan semangat kita dalam waktu sekejap. Begitu pula popularitas seseorang, media informasi menjadikan banyak orang yang sindrome akan ketenaran. Ada yang menggunakan media informasi ini dengan jalan yang baik dan ada pula yang menggunakannya dengan jalan yang bisa dibilang di luar norma. Selanjutnya, semuanya tergantung penilaian dari para pemerhati atau pengkonsumsi berita itu sendiri.
Fenomena mencari ketenaran melalui media informasi melalui televisi maupun media cetak lainnya sepertinya sudah menjadi keharusan bagi mereka-mereka yang menginginkan dirinya benar-benar di kenal secara luas oleh publik. Banyak sekali contoh dari fenomena ini, salah satunya adalah skenario menaikkan pamor sebuah perusahaan management, dengan mengorbankan keluarga. Menjadikan keluarga sebagai objek dari kekisruhan padahal dibalik kekisruhan tersebut sudah disiapkan skenario lain yang tentu saja tujuannya adalah mengharapkan iba dari para pemirsa televisi atau pembaca surat kabar agar mereka menjadi perhatian terhadap keluarga mereka, kemudian skenario lainnya telah disiapkan dengan menghubungkan kekisruhan keluarga tersebut dengan persoalan lainnya (pekerjaan misalnya). dan seterusnya.
Inilah fenomena yang terjadi di negeri ini sekarang, orang ditarik untuk ikut dalam permasalahan mereka dengan menggunakan teori konflik setelah orang (pemirsa) ikut merasakan apa yang mereka rasakan (?) lantas menggiring para pemirsa kedalam permasalahan lain yang lebih kompleks dan mau tidak mau para pemirsa untuk ambil bagian dalam permasalahan tersebut atau setidaknya ikut terbakar emosinya. Dan hal tersebut terjadi terus menerus sampai kita tidak tahu kapan permasalahan yang melibatkan tokoh idola kita tersebut akan berakhir.
Sekarang, harus bagaimana kita sebagai pemirsa atau penikmat berita-berita infotainment seperti ini?. jawaban yang pasti adalah hendaknya kita harus dewasa dalam menyikapi berbagai macam informasi yang datang kepada kita. Tidak perlu kita berpikiran secara serius dalam permasalahan yang demikian sebab bagaimanapun jadinya nanti kita adalah korban dari semua informasi yang demikian.
Semoga kita menjadi bijak dalam menyikapi semua informasi yang datang silih berganti dalam hidup kita ini.
0 comments:
Posting Komentar