Kerajaan Melayu
Kerajaan-kerajaan Budha di Sumatera muncul pada sekitar abad ke-6 dan ke-7. Sejarah mencatat ada kerajaan bercorak Budah yaitu kerajaan Melayu dan kerajaan Sriwijaya. Namun, pada perkembangannya nama kerajaan Sriwijaya-lah yang mendominasi hampir seluruh informasi tentang kerajaan dari Sumatera dari abad ke-7 hingga abad ke-11.
Kerajaan Melayu merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang bisa ditemukan, kerajaan Melayu diperkirakan berpusat di daerah
Jambi lebih tepatnya di tepi alur sungai Batanghari. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya banyak peninggalan berupa candi dan arca disana.
Sumber berita yang menguatkan bahwa pernah ada kerajaan Melayu di daerah Sumatera Selatan ini adalah berita dari pengelana China, I-Tsing (671-695). Ia menyebutkan bahwa pada abad 7 terdapat sebuah kerajaan bernama Malayu yang secara politis dimasukan ke wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Berita ini diperkuat juga oleh Kitab Negarakertagama (Majapahit), pada tahun 1275 pada saat terjadi ekspedisi Pamalayu. Yaitu sebuah ekspedisi yang dilakukan oleh Raja Kertanegara.
Setelah cukup lama di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya, kerajaan Melayu muncul kembali sebagai pusat kekuasaan di Sumatera. Pada abad 14, Adityawarman memerintah kerajaan ini hingga tahun 1375. Adityawarman adalah anak dari Kebo Anabrang yaitu seorang senopati dari Singosari dan Dara Jingga seorang putri dari kerajaan Melayu-Jambi Dharmasraya. Dara Jingga adalah saudari dari Dara Petak yang dipersunting oleh Raden Wijaya yang melahirkan raja ke 2 kerajaan Majapahit Sri Jayanegara.
Dalam rangka melakukan perluasaan kekuasaan Majapahit, pada tahun 1347, Adityawarman diberikan tanggungjawab di Tanah Melayu. Adityawarman kemudian mendirikan kerajaan baru yang bernama Pagarruyung dan setelah Majapahit runtuh kerajaan Pagarruyung berubah menjadi kerajaan Islam pada tahun 1600-an. Setelah wafat Adityawarman digantikan oleh anaknya yang bernama Anangwarman.
0 comments:
Posting Komentar