Kreativitas Guru, Kunci Pendidikan Karakter
Suara Merdeka. SEMARANG - Dunia pendidikan pada saat ini sedang menghadapi tantangan
serius. Pengetahun kini begitu mudah didapatkan hanya dengan
mengandalkan gadget.
Guru dan dosen pun dipandang tidak lagi menjadi satu-satunya faktor
keberhasilan siswa dalam memahami pengetahuan tersebut. Demikian
disampaikan Prof Dr H Jimly Asshiddiqie pada...
teachers conference Al
Azhar School bertema ”Outstanding Teacher for The Nation”, Sabtu (15/9),
di kampus Pedalangan, Banyumanik, Semarang.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar itu
menegaskan, sejalan dengan kemajuan zaman, sudah saatnya guru tidak lagi
menuntut siswa harus menguasai pengetahuan tertentu. Namun justru
gurulah yang dituntut untuk membuat siswa menyukai pengetahuan tersebut.
”Karakteristik ilmu, terutama pengetahuan, sudah berubah. Unsur
pengetahuan kita bisa cari sendiri dan tidak memerlukan guru atau dosen
untuk mencari pengetahuan tersebut,” ujar mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK) itu.
Kegiatan tersebut diikuti guru Al Azhar dari Jatim, Jateng, dan DI
Yogyakarta. Dari tiga unsur pendidikan, lanjut Jimly, pendidikan
karakter (afektif) memegang peran krusial dalam mewujudkan keberhasilan
siswa. Lantas bagaimana membentuknya? Apakah Islam sudah berhasil
membentuk karakter itu?
Sangat Rasional
Dia menyayangkan dakwah yang berorientasi pada akidah cenderung
melahirkan sifat emosional. Pendidikan Islam, menurutnya,
kecenderungannya berorientasi pada fikih yang sangat rasional.
Namun akibatnya, segala sesuatunya dianggap benar karena masing-masing
memiliki dalil yang kuat. Al Azhar, sebagai sekolah Islam, dipandang
perlu menjadi percontohan terhadap pendidikan karakter.
”Yang menjadi catatan, kreativitas gurulah yang menjadi penentu
keberhasilan dari pendidikan karakter. Bagaimana guru bisa membuat modul
pembelajaran character in action, bukan lagi based on book,” tandasnya.
(J9-60)
0 comments:
Posting Komentar