SOSIALIASASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Hidup berbaur
baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat menunjukkan
terjadinya sosialisasi. Di lingkungan sekolah seorang anak memiliki status
sebagai siswa. Pada awal tahun ajaran baru, siswa lama dan siswa baru berbaur
menjadi satu. Bagi siswa baru, mereka bertemu dengan lingkungan baru seperti
teman baru, guru baru, dan orang-orang lain yang belum mereka kenal di sekolah
dan kelas mereka sebelumnya.
Selain itu,
mereka juga memperoleh pelajaran dan buku baru. Para siswa baru harus belajar
dan mengenal lingkungan baru. Selain harus belajar pelajaran baru, mereka juga
harus belajar mengenal teman baru, guru baru, dan orang-orang lain yang baru di
sekitar mereka. Nah, untuk itulah siswa tersebut membutuhkan suatu proses untuk
belajar mengenal lingkungan. Proses tersebut disebut sosialisasi.
A. Proses
Sosialisasi
1. Pengertian
Proses Sosialisasi
Apakah kalian
masih ingat pada waktu pertama kali masuk SMA? Sudah tentu kalian akan
mengalami keadaan yang berbeda dengan keadaan saat masih di SMP. Banyak hal
yang harus dipelajari, seperti kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma yang berlaku
di SMA.
Setiap anggota
baru dari kelompok (masyarakat) harus mempelajari kebiasaan melalui suatu
proses yang dinamakan sosialisasi (socialization). Jadi, untuk bisa
dianggap sebagai anggota masyarakat, seseorang harus mempelajari
kebiasaan-kebiasaan anggota masyarakat yang lain.
Secara
sederhana, sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup yang
berkenan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma, dan
nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi
pribadi yang bisa diterima masyarakat.
Proses
sosialisasi diawali dari lingkungan keluarga atau kelompok yang ada di sekitar
kehidupannya. Proses sosialisasi menjadikan seseorang tahu dan memahami
bagaimana seseorang menjalankan hak-hak dan kewajiban berdasarkan
peranan-peranan yang dimilikinya.
Berikut ini
beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli, sebagai berikut.
a. Koentjaraningrat
Proses
sosialisasi adalah proses belajar yang dialami
individu sejak masa kanak-kanak sampai masa tuanya. Ia belajar pola-pola
tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekeliling yang
mengembangkan aneka peran sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. Peter Berger
Proses
sosialisasi adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seseorang
anggota yang berprestasi dalam masyarakat.
c. Charlotte Buhler
Proses
sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir kelompoknya agar dia dapat
berfungsi dalam kelompok.
2. Tujuan
Sosialisasi
Sosialisasi
sebagai suatu proses sosial mempunyai tujuan sebagai berikut.
a.
Memberikan keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupan di
tengah-tengah masyarakat.
b.
Mengembangkan kemampuan seseorang
untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca,
menulis, dan bercerita.
c.
Membantu seseorang mengendalikan
fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d.
Menanamkan kepada seseorang
nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
3. Tahap-Tahap
Sosialisasi
Dalam pergaulan
di masyarakat, seseorang harus melakukan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya tindakan
seseorang karena terjadi penerapan nilai-nilai dan norma yang berbeda-beda.
Sosialisasi
merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia, mulai masa
kanak-kanak, remaja, dewasa sampai ia meninggal dunia.
Menurut George
Herbert Mead, bahwa sosialisasi yang dilakukan seseorang melalui tahapan yang
tidak sempurna. Contoh: kata “Bapak” yang diajarkan pada anak balita diucapkan
“Bap”, lama-kelamaan anak bisa mengucapkan kata bapak dan memakai makna kata
bapak sesuai dengan kenyataan yang dialaminya.
a.
Persiapan (prepatory stage)
Tahap persiapan
merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Pada tahap
ini dimulai sejak manusia lahir di dunia. Sejak saat itulah seseorang sudah memiliki
persiapan untuk melakukan tindakan sesuai dengan lingkungan.
b. Tahap meniru
(play stage)
Pada tahap ini
anak mulai mampu meniru secara sempurna. Tahap meniru ini juga disebut tahap
bermain. Pada tahap ini kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan
orang-orang yang jumlahnya relatif banyak sudah mulai terbentuk. Pada tahap ini
anak mengenal “significant other” yaitu orang-orang di sekitarnya yang
dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan diri, misal: ayah, ibu,
kakak, pengasuh, kakek, nenek, yang sering berinteraksi dengannya.
Contoh: seorang
anak kecil selalu meniru apa yang dikerjakan orang di sekitarnya dan menerima
apa yang sudah dilihatnya.
c. Tahap siap
bertindak (game stage)
Pada tahap ini
peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang digantikan oleh peranan yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini
kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga
memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu.
Pada tahap ini
partner interaksinya makin banyak, hubungan pun makin kompleks. Kemantapan diri
pada tahap ini jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya.
Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap mulai
dipahami. Pada tahap ini mulai siap menjadi partisipan aktif dalam masyarakat. Teman
sebaya sangat berpengaruh pada game stage, karena dengan teman sebaya
seseorang mulai mengenal dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga.
d. Tahap
penerimaan norma kolektif (generalized other)
Pada tahap ini
manusia/seseorang disebut sebagai manusia dewasa. Dia bukan hanya dapat
menempatkan dirinya pada posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang rasa
dengan masyarakat secara luas. Seseorang telah menyadari pentingnya
peraturan-peraturan sehingga kemampuan bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap
ini, manusia telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
4. Fungsi
Sosialisasi
Proses
sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi utama sebagai berikut.
a.
Dilihat dari kepentingan individu,
sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan
diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam
masyarakat.
b.
Dilihat dari kepentingan masyarakat,
sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai
serta norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara
oleh seluruh anggota masyarakat.
5. Media
Sosialisasi
Agar
sosialisasi berjalan teratur dan intensif, masyarakat mempunyai lembaga-lembaga
sosial, antara lain keluarga, pendidikan, kebudayaan, politik, dan
keolahragaan. Di samping lembaga tersebut setiap warga masyarakat dan setiap kelompok
dalam kehidupan sehari-hari sengaja atau tidak saling mempengaruhi.
Dengan adanya
tindakan saling mempengaruhi tersebut diharapkan dapat membuat orang lain
berkembang menjadi diri sendiri. Kelompok merupakan media sosialisasi dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Ada berbagai
jenis media sosialisasi yang bertindak sebagai agen sosialisasi, yakni pihak-pihak
yang melaksanakan sosialisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Keluarga (kinship)
Keluarga
sebagai agen sosialisasi, merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat.
Keluarga Inti (nuclear family) yang terdiri atas ayah, ibu, dan
anak-anak serta orang lain yang ada dalam keluarga tersebut ikut menjadi media
sosialisasi bagi anak. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended
family) agen sosialisasi berjumlah lebih banyak, antara lain paman, bibi,
kakek, nenek, dan sebagainya, di samping kedua orang tuanya.
Dalam keluarga
ada beberapa faktor yang bersifat universal dan mempengaruhi pembentukan
kepribadian anak, yaitu sebagai berikut.
1) Sifat
otoriter orang tua
Sifat otoriter
yang berlebihan dapat menimbulkan konflik dalam diri anak terutama di dalam
masyarakat modern yang makin kompleks. Dalam masyarakat tradisional sifat
otoriter orang tua lebih besar dan lebih lama, sehingga sifat tersebut menjadi
tradisi yang diwariskan. Akan tetapi pada masyarakat modern anak umumnya mengalami
emansipasi yang akan menirunya kembali segala nilai yang ditanamkan padanya.
2) Larangan Incest
Incest adalah
perkawinan yang terjadi di kalangan keluarga sendiri atau perkawinan sedarah.
Larangan incest mendorong seseorang mencari pasangan di luar kalangan keluarga.
3) Persaingan
untuk mendapat kasih sayang
Persaingan di
dalam hidup keluarga menjadi pendorong bagi seseorang anak untuk mencari
hubungan sosial di luar kalangan keluarga. Orang tua harus mendorong perkembangan
pribadi anak, yaitu memperlakukananak dengan penuh kasih sayang.
Dalam keluarga
dikenal dua macam pola sosialisasi yaitu sebagai berikut.
a) Sosialisasi
represif
Sosialisasi
represif yaitu sosialisasi yang mengutamakan ketaatan anak pada orang tua.
Sosialisasi ini
lebih menekankan penggunaan hukuman terhadap anak yang melakukankesalahan.
Contoh: memukul
anak apabila tidak menaati perintah orang tua. Sosialisasi semacam ini salah
satu sifatnya hanya terjadi satu arah (terletak pada orang tua saja).
Adapun bentuk
sosialisasi represif, antara lain sebagai berikut:
– Menghukum
perilaku keliru.
– Kepatuhan
anak terhadap orang tua.
– Komunikasi
sebagai perintah.
– Komunikasi
nonverbal.
– Sosialisasi
berpusat pada orang tua.
– Anak
memerhatikan keinginan orang tua.
- Dalam keluarga pengaruh didominasi orang tua.
b) Sosialisasi
persuasif
Sosialisasi
persuasif yaitu sosialisasi yang mengutamakan tindakan pencegahan agar anak
tidak melakukan penyimpangan sosial.
Contoh:
tindakan pemberian peringatan dari orang tua kepada anak, ketika anak ingin keluar
malam. Peringatan tersebut, misalnya kalau biasa sering keluar malam kesehatan
bisa memburuk, terlambat ke sekolah, dan sebagainya.
b. Teman
sepermainan
Teman
sepermainan merupakan sosialisasi dalam keluarga. Dalam kelompok bermain mulai
mempelajari aturan dan peran yang berlaku bagi orang-orang yang berkedudukan sama
(sederajat). Dalam kelompok bermain anak mulai mengenal dan mempelajari nilai-nilai
keadilan. Dalam tahap ini pikiran anak masih bersifat egosentris, belum dapat
menilai pendirian orang lain pada umumnya tujuan kegiatan kelompok bermain yang
bersifat rekreatif.
Pada usia
remaja kelompok bermain berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih
luas. Perkembangan itu disebabkan oleh bertambah luasnya ruang lingkup pergaulan
remaja baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Peranan positif
dari kelompok persahabatan terhadap perkembangan kepribadian anak sebagai
berikut:
1)
Remaja merasa aman dan dianggap
penting dalam kelompok persahabatan.
2)
Remaja dapat tumbuh dengan baik
dalam kelompok persahabatan.
3)
Remaja mendapat tempat yang baik
bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira yang kemungkinan
tidak didapatkan di rumah.
4)
Remaja dapat mengembangkan
keterampilan-keterampilan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak.
5)
Remaja lebih bersifat dan bersikap
dewasa.
Selain peranan
positif, ada kemungkinan timbul peranan negatif, misalnya: melalui kelompok
persahabatan yang disebut dengan “Geng” atau “klik geng”. Kelompok persahabatan
“Geng” atau “klik geng” adalah kelompok sosial yang mempunyai kegemaran
berkelahi atau membuat keributan, bahkan tidak jarang mereka minum-minuman keras
dan memakai obat-obat terlarang.
Klik adalah
kelompok kecil tanpa struktur formal yang anggotanya mempunyai pandangan dan
kepentingan yang sama.
c. Sekolah
Pada masyarakat
tradisional yang masih sangat sederhana (primitif ) keluarga merupakan lembaga
paling dominan dalam proses sosialisasi. Tetapi pada masyarakat modern fungsi
menyosialisasikan anak diganti oleh lembaga formal yang disebut sekolah.
Fungsi
pendidikan sekolah sebagai media sosialisasi sebagai berikut.
1)
Memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk mengembangkan daya intelektual agar siswa dapat hidup
layak.
2)
Membentuk kepribadian siswa agar
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
3)
Melestarikan kebudayaan dengan cara
mewariskannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
4)
Merangsang partisipasi demokrasi melalui
pengajaran keterampilan berbicara dan mengembangkan kemampuan berfikir secara
rasional dan bebas.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah memiliki dua jenis
kurikulum yaitu sebagai berikut:
1)
Kurikulum nyata (real curricullum),
yang membuat sejumlah mata pelajaran yang disampaikan di sekolah.
2)
Kurikulum tersembunyi (hidden curricullum),
yang berupa aturan-aturan sopan santun, cara berpakaian yang rapi, penghargaan
terhadap waktu/kedisiplinan dan berfikir serta bersikap sistematis.
Sosialisasi
melalui sistem pendidikan formal (sekolah) cukup efektif karena di samping
membaca, menulis, dan berhitung di sekolah juga diajarkan mengenai kemandirian
(independence), prestasi (achievement), dan kesamaan kedudukan (universalisme).
d. Sosialisasi
di lingkungan kerja
Lingkungan
kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Di lingkungan kerja seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja,
dengan pimpinan, dan dengan relasi bisnis.
Kelompok kerja
sangat beragam, karena terbentuk dari berbagai
bidang keahlian dan jenis pekerjaan. Dalam hubungan sosial di lingkungan kerja
setiap orang harus menjalankan peranan sosial dengan kedudukannya. Peranan ini
akan menghasilkan sikap tertentu yang memengaruhi tindakan sebagai anggota
masyarakat.
e. Sosialisasi
melalui media massa
Media massa
terdiri atas media cetak (seperti surat kabar dan majalah) dan media elektronik
(seperti radio, televisi, video, film, piringan hitam dan kaset).
Media massa
memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Kehadiran media massa sangat
memengaruhi tindakan dan sikap anggota masyarakat
terutama anak-anak. Nilai-nilai dan norma yang disampaikan akan tertanam dalam
diri anak melalui penglihatan maupun pendengaran.
Apabila informasi
yang diterima positif sesuai dengan
norma yang berlaku dalam masyarakat maka akan terbentuk kepribadian yang
positif, misalnya penayangan tentang dunia pendidikan, agama, dan lain-lain.
Sebaliknya jika informasi yang
disampaikan negatif maka akan membentuk kepribadian anak yang kurang baik,
misalnya penayangan film yang menonjolkan kekerasan akan mendorong perilaku agresif
pada anak-anak yang melihatnya.
6. Jenis-Jenis
Sosialisasi
Jenis-jenis
sosialisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a.
Sosialisasi primer (primary socialization)
Sosialisasi
primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan
menjadi pintu bagi seseorang memasuki
keanggotaan dalam masyarakat.
Tempat
sosialisasi primer adalah keluarga karena manusia lahir dan hidup di
tengah-tengah keluarga. Sosialisasi primer
akan memengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan
orang-orang yang ada di sekitarnya, seperti
ayah, ibu, kakak, dan adik.
Dalam tahap
tersebut, peran orang-orang yang terdekat
dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi
secara terbatas di dalamnya. Sosialisasi primer merupakan tempat menanamkan
nilai-nilai budaya yang dianut keluarga seperti aturan-aturan keluarga, agama,
dan kepercayaan.
b. Sosialisasi
sekunder (secondary socialization)
Sosialisasi
sekunder adalah proses sosialisasi
berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru
dunia objektif masyarakat.
Sosialisasi sekunder
mengajarkan nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah,
lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.
Salah satu
bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat adalah proses
resosialisasi atau sering disebut proses permasyarakatan total. Contoh: rumah
tahanan, rumah sakit jiwa, dan lembaga
pendidikan militer.
B. Pengertian
Kepribadian
Setiap individu
dengan individu lain memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian tersebut
dimiliki melalui sosialisasi sejak seseorang dilahirkan. Dalam bahasa
sehari-hari istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu
yang konsisten yang memberikan identitas bagi dirinya sebagai individu khusus.
Ciri watak yang
diperlihatkan secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam tingkah lakunya
membuat individu tersebut memiliki identitas khususnya yang berbeda dengan individu
lain.
Sosiolog yang
mengemukakan pengertian kepribadian, antara lain sebagai berikut:
1. Cuber
Kepribadian
adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang.
2. M.A.W. Browen
Kepribadian
adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
3. Theodore R.
New Combe
Kepribadian
adalah organisasi sikap-sikap (prespositions) yang dimiliki seseorang
sebagai latar belakang terhadap perilaku.
4. Yinger
Kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Dari berbagai
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian (personality)
adalah ciri-ciri dan sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang yang
mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, mentalitas,
yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
Setiap kelompok
manusia memiliki nilai-nilai,
normanorma, dan adat istiadat. Kelompok manusia secara sadar atau tidak
berupaya memengaruhi anggota-anggotanya untuk dapat menyesuaikan diri dengan
kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khasnya, sehingga
menimbulkan kepribadian khas anggota masyarakat tersebut.
Kepribadian
berkaitan dengan peranan dan kedudukan seseorang dalam berbagai kelompok,
sehingga memengaruhi kesadaran dirinya. Kepribadian memberikan identitas yang
khas pada diri seseorang sebagai individu yang unik.
Adapun
unsur-unsur kepribadian sebagai berikut.:
1. Pengetahuan
Pengetahuan
mengisi akal pikiran manusia secara sadar. Pengetahuan individu terisi dengan
fantasi, pemahaman, dan konsep lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai berbagai
macam hal yang berbeda dengan lingkungan individu tersebut. Semua itu terekam
dalam otak dan sedikit diungkap individu melalui bentuk perilaku.
2. Perasaan
Perasaan adalah
suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau
negatif terhadap sesuatu yang
dipengaruhi oleh pengetahuan. Pengetahuan selalu bersifat subjektif karena
adanya unsur-unsur penilaian, yang bisa jadi berbeda dengan penilaian orang
lain. Perasaan selalu mengisi penuh kesadaran manusia dalam hidupnya.
3. Dorongan
Naluri
Dorongan naluri
adalah merupakan kemampuan yakni kecenderungan pada setiap manusia untuk
menanggapi suatu rangsangan dengan pola yang teratur.
Dorongan hati
(naluri) mencakup:
a.
dorongan mempertahankan hidup;
b.
dorongan seksual;
c.
dorongan mencari makan;
d.
dorongan bergaul;
e.
dorongan meniru perilaku sesama;
f.
dorongan berbakti;
g.
dorongan akan keindahan bentuk,
warna, suara, dan gerak.
Menurut Sigmund
Freud, kepribadian terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
1.
Id, adalah bagian diri seseorang yang
bersifat tidak sadar, naluriah, impulsif (mudah terpengaruh oleh gerak hati)
dan tidak disosialisasikan.
2. Ego,
merupakan perwakilan bagian dari diri yang bersifat sadar dan rasional, ego
sering disebut sebagai penjaga pintu kepribadian, karena ia menjaga antara
interaksi Id dengan Superego.
3. Superego,
merupakan perwakilan bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai kultur dan
berfungsi sebagai suara hati.
Misalnya:
seorang yang kelaparan membayangkan akan makan semua makanan yang ia hadapi
(keinginan untuk makan disebut id), secara sadar ia berusaha mencari makan
(berusaha mencari makanan disebut ego), upaya pencarian makanan didasari oleh
nilai-nilai dan norma yang berlaku yakni makanan tersebut diperoleh secara
wajar, halal, dan sesuai norma yang berlaku (pertimbangan nilai dan norma
disebut super ego).
C.
Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
Kepribadian
seseorang terbentuk dari hasrat-hasrat biologis dan bakat-bakat naluri yang
sudah ada. Kepribadian baru akan berkembang sepenuhnya melalui proses belajar
terhadap lingkungan sosial.
Perkembangan kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor
Keturunan (heredity) Warisan Biologis
Semua manusia
yang normal dan sehat memiliki persamaan biologis tertentu, seperti memiliki
dua tangan, pancaindra, kelenjar seksual, dan otak yang rumit. Persamaan biologis
ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku
semua orang.
Setiap orang
memiliki warisan biologis yang berbeda satu dengan lainnya.
Faktor
keturunan berperan terhadap keramahtamahan, perilaku kompulsif (dipaksakan),
dan kemudahan dalam pergaulan sosial. Akan tetapi faktor keturunan tidak
berpengaruh terhadap terbentuknya kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan
hati, sikap, dan nilai.
2. Faktor
Lingkungan Alam (natural environmental)
Keadaan
lingkungan alam seperti perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam
mengharuskan manusia mampu menyesuaikan
diri. Dengan adanya proses penyesuaian diri itulah maka akan muncul bentuk kebudayaan yang
dipengaruhi oleh alam. Misalnya olahraga ski muncul pada masyarakat yang
lingkungan alamnya mengalami musim salju. Kebudayaan masyarakat yang hidup di
pantai berbeda dengan masyarakat yang hidup di pegunungan atau hutan belantara.
Melalui proses penyesuaian diri manusia membentuk sikap dan tindakan yang berbeda
dengan manusia lainya.
3. Faktor
Sosial (social environment)
Di samping
keadaan alam memengaruhi kebudayaan, kebudayaan pun bisa memengaruhi alam.
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat memengaruhi kepribadian seseorang.
Misalnya kebudayaan petani, kebudayaan kota, dan kebudayaan industri tertentu
memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda-beda.
Di masyarakat
kadang-kadang terdapat karakteristik kepribadian umum, namun tidak berarti
semua anggota termasuk di dalamnya. Kepribadian umum merupakan serangkaian ciri
kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok sosial yang
bersangkutan.
4. Faktor
Kelompok Manusia (group)
Kepribadian seseorang juga dipengaruhi oleh adanya
kelompok manusia lainnya. Hal itu dikarenakan kodrat manusia sebagai makhluk sosial
yang tidak mungkin dapat hidup sendiri. Kelompok manusia pertama yang memengaruhi
kepribadian anak adalah keluarga, tetangga, teman sepermainan, dan sekolah.
D. Hubungan Antara
Pembentukan Kepribadian dengan Kebudayaan
Menurut
pendapat M. J. Herkovits, budaya merupakan sesuatu yang superorganik karena
bersifat turun-temurun meskipun masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan
adanya kelahiran dan kematian.
Budaya secara
langsung dapat memengaruhi perilaku dan kepribadian yang disebabkan adanya
kelahiran dan kematian.
Budaya langsung
memengaruhi perilaku dan kepribadian individu karena individu tinggal dalam
lingkungan masyarakat yang memiliki budaya itu.
Menurut
pendapat Theodore R. New Combe, kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap
seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir, dan merasakan secara khusus
apabila ia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi diri sendiri.
Berdasarkan
konsep psikologi, kepribadian merupakan watak khas seseorang yang tampak dari
luar, sehingga orang luar memberikan kepadanya suatu identitas khusus.
Identitas khusus tersebut diterima dari warga masyarakat sehingga terbentuknya kepribadian
dipengaruhi oleh faktor kedaerahan, cara hidup, tempat tinggal, agama, profesi,
dan kelas sosial.
Kepribadian ada
yang selaras dan tidak selaras dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan
sosial. Keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya dapat dipahami
dari kedudukan alam sebagai tempat hidup dan yang memberi hidup manusia.
Ada tujuh pokok
makna lingkungan alam bagi manusia, yaitu sebagai berikut.
1. Manusia
memiliki ikatan dengan lingkungan alam.
2. Motivasi
etis dapat mendasari kecintaan terhadap alam yang berdasarkan rasa keindahan.
3. Alam
menghidupi manusia.
4. Alam
merupakan serikat bagi manusia dalam hal mempertahankan diri.
5. Alam menjadi
sumber materi genetik.
6. Alam
memiliki arti penting bagi pengetahuan dan pendidikan.
7. Alam menjadi
sumber kesehatan, rekreasi, serta kesenian.
Lingkungan
sosial terdiri atas individu maupun kelompok yang berada di sekitar manusia. Di alam masyarakat
akan dijumpai lapisan-lapisan sosial yang menghasilkan kepribadian masing-masing.
Individu
disebut berkepribadian jika pola perilaku khas diproyeksikan pada suatu
lingkungan sosialnya. Perilaku individu diharapkan selaras dengan lingkungan
sosialnya dalam situasi tertentu sebagai berikut.
1. Individu
dengan keluarga
Peranan
individu ditentukan adat istiadat, norma-norma, dan nilai-nilai serta bahasa
yang ada pada keluarga melalui proses sosialisasi dan internalisasi.
2. Individu
dengan lembaga
Posisi dan
peranan individu dalam lembaga sosial sudah dibakukan berdasarkan moral, adat
atau hukum yang berlaku.
3. Individu
dengan masyarakat
Posisi dan
peranan individu dalam komunitas tidak lagi bersifat langsung, sebab
perilakunya sudah tertampung atau diredam oleh keluarga dan kebudayaan yang
mencakup dirinya.
4. Individu
dengan negara
Individu dengan
masyarakat dalam persepsi makro lebih bersifat abstrak.
5. Individu dan
negara
Posisi individu
dalam suatu negara sebagai warga negara.
Kepribadian
yang menyimpang atau tidak selaras dengan lingkungan alam adalah menunjukkan
perilaku manusia yang memanfaatkan
lingkungan alam secara tidak benar sehingga menimbulkan bencana alam yang pada
gilirannya justru akan mengancam kelestarian hidup manusia itu sendiri.
Pencemaran lingkungan
alam, penggundulan hutan, merupakan contoh-contoh kepribadian yang tidak
selaras dengan lingkungan alam sehingga menimbulkan kesengsaraan.
Kepribadian
yang tidak selaras dengan lingkungan sosial
mewujudkan pola perilaku yang menyimpang yang membuat keresahan
masyarakat, misalnya kenakalan remaja, tindak kriminal, penyalahgunaan narkoba
yang semuanya merupakan penyakit masyarakat.
RANGKUMAN
1.
Proses sosialisasi adalah sebuah
proses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara
hidup, norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima
masyarakat.
2.
Tujuan sosialisasi sebagai berikut.
a.
Memberikan keterampilan dan pengetahuan
kepada individu.
b.
Mengembangkan kemampuan seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif.
c.
Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi
organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
d.
Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai
dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
3.
Menurut George Herbert Mead, tahap- tahap
sosialisasi yang harus dilewati seseorang sebagai berikut. :
a.
Tahap persiapan (Prepatory Stage)
b.
Tahap meniru (Play Stage)
c.
Tahap siap bertindak (Game Stage)
d.
Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized
Other)
4. Fungsi
sosialisasi dalam lingkungan masyarakat ada dua, yaitu sebagai berikut.
a. Membedakan
individu agar dapat mengenal, mengakui, dan menyesuaikan diri dengan
nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalamnya.
b. Sebagai alat
pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai norma-norma yang ada
dalam masyarakat, supaya tetap ada dan
terpelihara oleh anggota masyarakat.
5. Media
sosialisasi atau agen sosialisasi, antara
lain keluarga, teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan media massa.
6. Kepribadian
(personality) adalah ciri-ciri dan sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat
seseorang yang mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri,
perangai, mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
7. Unsur-unsur
kepribadian terdiri atas pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
8. Menurut
Sigmund Freud, kepribadian terdiri atas Id, Ego, Super ego
9.
Faktor-faktor pembentukan kepribadian, terdiri atas:
a. faktor
keturunan (heredity)/warisanbiologis;
b. faktor
lingkungan alam (natural environment);
c. faktor
sosial (social heritage);
d. faktor
kelompok manusia (group).
======================www===============
UJI KOMPETENSI
A. Pilihlah
salah satu jawaban soal berikut dengan tepat.
1. Peter Berger
berpendapat bahwa anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat melalui proses....
a. adaptasi
b. sosialisasi
c. rasionalisasi
d. identifikasi
e. imitasi
2. Berikut ini
yang bukan termasuk orang-orang yang sangat berarti (significant other)
bagi anak pada masa pertumbuhannya adalah....
a.
ayah
b.
guru
c.
ibu
d.
kakak
e.
pengasuh
3. Berikut ini
yang tidak termasuk media sosialisasi adalah ....
a. teman
sepermainan
b. keluarga
c. pasar
d. sekolah
e. media massa
4. Yang paling
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang adalah ketika berada di
....
a. sekolah
b. keluarga
c. dunia
pekerjaan
d. lingkungan
masyarakat
e. lingkungan
teman sebaya
5.
Keramahtamahan seseorang serta kemudahan dalam pergaulan merupakan aspek
kepribadian yang banyak dipengaruhi oleh faktor ....
a. keturunan
b. lingkungan
alam
c. pendidikan
d. lingkungan
sosial
e. kecakapan
6. Kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh adanya kelompok manusia lainnya. Hal itu disebabkan
karena ....
a. manusia
merupakan makhluk sosial
b. kebutuhan
manusia sangatlah bervariasi
c. manusia
terdiri atas jasmani dan rohani
d. manusia
merupakan makhluk yang khas
e. manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan
7. Kebudayaan
merupakan suatu yang superorganik karena bersifat...
a.
turun-temurun
b. temporer
c. dinamis,
mudah berubah
d. konstan
e. mutlak
8. Manusia
memiliki ikatan dengan alam yang sifatnya ....
a. global
b. logis
c. menyuruh
d. religius
e.
berkesinambungan
9. Bentuk
kebudayaan suatu bangsa yang dipengaruhi oleh kondisi alam merupakan bukti
bahwa manusia adalah...
a. makhluk
sosial
b. memerlukan
lingkungan
c. makhluk
paling sempurna
d. makhluk yang
berkepribadian
e. melakukan
proses adaptasi
10. Menurut
Sigmund Freud, id merupakan salah satu unsur kepribadian seseorang yang
bersifat ....
a. kolektif
b. labil
c. individual
d. tidak sadar
e. sadar
B. Jawablah
soal berikut dengan singkat dan tepat.
1. Menurut
Anda, kepribadian yang bagaimanakah yang mampu menghadapi situasi global saat
ini? Uraikan pendapatmu.
2. Bagaimana
pendapat Anda apabila dalam pergaulan di masyarakat terdapat individu-individu
yang berkepribadian buruk?
3. Lembaga
pendidikan merupakan sarana yang cukup efektif dan efisien dalam rangka
pembentukan kepribadian,mengapa demikian? Uraikan pendapat Anda dengan jelas.
4. Lingkungan
merupakan salah satu faktor pembentukan
kepribadian. Bagaimana kepribadian seseorang yang tinggal di lingkungan sosial
yang sering terjadi mabuk-mabukan dan perjudian? Analisislah permasalahan
tersebut melalui pendekatan sosiologi.
5. Sebagai seorang pelajar, Anda tentu ingin
memiliki keperibadian yang baik. Bagaimana kepribadian para anak didik di
Indonesia sebagai hasil out put dari pendidikan kita? Berikan pendapatmu seobjektif
mungkin.
2 comments:
I really enjoy simply reading all of your web. Simply wanted to inform you that you have people like me who appreciate your work. Definitely a great post bandar bola || sbobet online
I really appreciate the kind of topics post here. Thanks for sharing us a great information that is actually helpful. Good day! Holiday Palace
Posting Komentar