Jalan-Jalan ke Museum Pra-Sejarah Sangiran
Kawasan situs Sangiran merupakan salah satu objek wisata ilmiah yang sangat menarik untuk dikunjungi. Ada potensi pariwisata yang tersimpan di sini. Sayangnya, penilaian itu tidak mampu menarik minat wisatawan, baik lokal maupun asing.
Sangiran adalah daerah pedalaman yang terletak di lereng kaki Gunung Lawu, sekitar 17 km ke arah utara dari kota Solo. Secara administratif terletak di Kabupaten Sragen, dan sebagian terletak di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Area ini memiliki luas 48 km² dan terletak di Jawa Tengah, 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo dan terletak di kaki gunung Lawu. Secara administratif Sangiran terletak di kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam
Situs Warisan Dunia UNESCO. namun sumber lain menyebutkan bahwa Luas wilayah situs yang sudah mendapat pengakuan internasional ini, kurang lebih 56 km2 yang mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen, yaitu Kecamatan Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Di kawasan ini, Anda bisa menemukan banyak informasi soal sisa-sisa kehidupan masa lampau. Selain itu, terdapat informasi lengkap tentang sejarah kehidupan manusia purba dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dari soal tempat hidup, pola kehidupannya, satwa yang hidup bersamanya sampai proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun yang lalu.
Pada 1977 Sangiran dan sekitarnya ditetapkan sebagai daerah cagar budaya. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 070/0/1977, tanggal 5 Maret 1977. Selanjutnya keputusan itu dikuatkan oleh Komite World Heritage UNESCO pada peringatannya yang ke-20 di Merida, Mexico juga menetapkan kawasan Sangiran sebagai kawasan World Heritage (warisan dunia) No. 593.
Sayang, selain situs bersejarah, Sangiran nyaris tak punya aspek lain yang diandalkan untuk menarik pengunjung. Apabila Anda datang ke Sangiran, jangan berharap untuk mendapatkan suasana lingkungan yang indah dan tertata rapi. Harapan itu sebaiknya dibuang jauh-jauh. Karena, memasuki daerah Sangiran berarti memasuki daerah terbuka yang tandus dan kering (terlebih jika datang pada musim kemarau). Kehidupan Sangiran didominasi kegiatan penduduknya membuat handicraft dari batu. Hasil keterampilan mereka berupa kapak dari batu yang menjadi bawaan manusia prasejarah dulu.
Di museum ini pengunjung bisa melihat dari dekat 13.086 koleksi fosil manusia purba, binatang yang hidup pada masa itu, hingga peralatan yang digunakannya. Kepala Museum Prasejarah Rus Mulya, koleksi yang ada tersimpan pada dua tempat, 2.931 di antaranya di ruang display, dan 10.875 di gudang penyimpanan. Masih menurut Rus Mulya, koleksi yang tersimpan di museum dikategorikan dalam kelompok cetakan fosil manusia, fosil hewan bertulang belakang (vertebrata), fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, dan alat-alat batu
selain melihat ribuan koleksi fosil di museum, kita juga dapat melihat film dokumenter tentang kehidupan masa lalu secara lengkap dan dapat secara langsung melihat tempat-tampat dimana ditemukannya fosil-fosil purba tersebut. Kemudian untuk melepaskan penat, anda dapat beristirahat di menara pandang sambil melihat keindahan dari situs sangiran dari atas. Ditempat ini anda akan melihat kawasan hijau yang indah nan menawan. Selamat berwisata
2 comments:
Ada Taman Prasejarah Leang-Leang dengan berbagai peninggalan warisan budaya dari masa pra sejarah, bahkan taman ini tercatat sebagai salah satu World Heritage yang ditetapkan UNESCO ;)
Sip ua betul sil.. tepatnya di Maros Sulawesi selatan tuh...
Posting Komentar