Pidato SBY Menunjukkan Kita Bangsa Besar
JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa, menilai bahwa pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi memanasnya hubungan antara Malaysia dan Indonesia pada Rabu (1/9) malam, sudah sangat bijaksana.
Ketua Umum PAN ini mengatakan bahwa keputusan Presiden SBY untuk
mengambil langkah diplomasi daripada cara radikal lainnya harusnya disambut baik semua kalangan. Karena dengan langkah diplomasi, Presiden ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia telah bersikap sebagai sebuah bangsa yang besar.
"Saya kira pidato itu telah menggambarkan kita sebagai bangsa yang besar," tegas Hatta kepada wartawan di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (2/9).
Hatta juga menegaskan bahwa pidato Presiden SBY telah menunjukkan kebijaksaan seorang pemimpin. Bukan hanya itu, pidato SBY sekaligus juga mencakup penegasannya sebagai kepala pemerintahan atas kedaulatan negara.
"Pertama, Indonesia tidak akan kompromi dalam masalah kedaulatan bangsa. Kedua Indonesia ingin segera menyelesaikan masalah perbatasan yang disengketakan. Untuk itu Presiden mendesak Malaysia untuk mempercepat agenda itu. Dan ketiga, Pemerintah akan terus menempuh langkah diplomasi agar hal-hal yang diduga kurang baik untuk segera dilakukan penyelidikan," kata Hatta.
Ditegaskan kembali oleh Hatta, bahwa pemerintah tidak akan diam saja mempertahankan kedaulatan negara. Namun langkah diplomasi dinilai sudah sebagai langkah yang paling tepat.
Seolah ingin mengulang kembali pidato SBY, Hatta mengatakan bahwa hubungan antara Malaysia dan Indonesia saat ini masih berlangsung baik. Bahkan secara ekonomi ada saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.
"Kontribusi Malaysia di Indonesia besar, mereka sebagai investor di urutan ke-5. Tercatat sejak 2005-2009 itu nilainya USD1,2 miliar. Tenaga kerja ada 2 juta orang. Pelajar kita di sana ada 13 ribu orang. Pelajar Malaysia pun di Indonesia ada 6.000 orang. Hubungan perekonomian ini akan terus berkembang bahkan lebih baik lagi," kata Hatta.(afz/jpnn)
Ketua Umum PAN ini mengatakan bahwa keputusan Presiden SBY untuk
mengambil langkah diplomasi daripada cara radikal lainnya harusnya disambut baik semua kalangan. Karena dengan langkah diplomasi, Presiden ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia telah bersikap sebagai sebuah bangsa yang besar.
"Saya kira pidato itu telah menggambarkan kita sebagai bangsa yang besar," tegas Hatta kepada wartawan di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (2/9).
Hatta juga menegaskan bahwa pidato Presiden SBY telah menunjukkan kebijaksaan seorang pemimpin. Bukan hanya itu, pidato SBY sekaligus juga mencakup penegasannya sebagai kepala pemerintahan atas kedaulatan negara.
"Pertama, Indonesia tidak akan kompromi dalam masalah kedaulatan bangsa. Kedua Indonesia ingin segera menyelesaikan masalah perbatasan yang disengketakan. Untuk itu Presiden mendesak Malaysia untuk mempercepat agenda itu. Dan ketiga, Pemerintah akan terus menempuh langkah diplomasi agar hal-hal yang diduga kurang baik untuk segera dilakukan penyelidikan," kata Hatta.
Ditegaskan kembali oleh Hatta, bahwa pemerintah tidak akan diam saja mempertahankan kedaulatan negara. Namun langkah diplomasi dinilai sudah sebagai langkah yang paling tepat.
Seolah ingin mengulang kembali pidato SBY, Hatta mengatakan bahwa hubungan antara Malaysia dan Indonesia saat ini masih berlangsung baik. Bahkan secara ekonomi ada saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya.
"Kontribusi Malaysia di Indonesia besar, mereka sebagai investor di urutan ke-5. Tercatat sejak 2005-2009 itu nilainya USD1,2 miliar. Tenaga kerja ada 2 juta orang. Pelajar kita di sana ada 13 ribu orang. Pelajar Malaysia pun di Indonesia ada 6.000 orang. Hubungan perekonomian ini akan terus berkembang bahkan lebih baik lagi," kata Hatta.(afz/jpnn)
0 comments:
Posting Komentar