BELAJAR JADI ORANG SABAR

Belajar, belajar dan belajar itulah yang mungkin dapat dilakukan manusia selama hidupnya. Sebab tidak ada kesempurnaan dalam hidup ini. Apa yang kita raih hari ini yang menjadi impian hari kemarin belum tentu kita dapat menerimanya sebagai suatu anugerah yang amat berharga dalam hidup kita.

Mengapa semua ini menghinggapi setiap diri kita, kita tidak pernah puas dengan apa yang kita dapatkan saat ini. Kita masih menginginkan yang ebih, lebih dan lebih lagi dari pada yang kita raih saat ini.

Ya... itulah sifat manusia, sifat serakah yang tidak pernah puas dengan apa yang ada ditangannya. Lantas, apa yang harus kita lakukan sebagai manusia biasa. yang memang senantiasa tidak dapat menjalani hidup secara sempurna.

Suatu hari ada orang yang sangat energik dalam hidupnya, yang
setiap fajar sudah dengan semangat empat limanya menghampiri seorang gelandangan di depan rumahnya.

"Hai, mbel? ngapain kamu pagi-pagi sudah di depan rumah saya? mau mencuri ya?" Bentak si Tuan Energik kepada gelandangan itu. si Gelandangan pun menjawab dengan lemah lembut "Tidak tuan, saya hanya ingin belajar dari tuan, sebenarnya injgin tahu apa sebenarnya rahasia tuan sehingga bisa menjadi orang sukses dan selalu bersemangat dalam hidup ini?"

Tuan Energik diam sejenak, lalu menjawab "lantas ngapain setiap pagi kamu selalu di depan rumah saya?".

"Saya hanya ingin melihat aktifitas tuan di pagi hari, siapa tahu ada rahasianya, tapi ternyata apa yang saya lihat hari-hari tuan sama seperti hari-hari yang saya alami". jawab gelandan itu.

"Lantas, selama kamu melihat kegiatanku setiap pagi pelajaran apa yang kamu dapatkan?" tanya tuan Energik. "Hanya ada dua rahasia dari tuan yang dapat saya ambil pelajaran lainnya hampir sama dengan kegiatan saya setiap pagi hari, meskipun saya tidak memiliki rumah semewah rumah tuan ini" jawab si Gelandangan.

"Lantas Apa rahasiaku? aku sendiri tidak pernah tahu dengan kelebihanku!"

" Itulah tuan, jawaban pertama sudah tuan jawab sendiri bahwa tuan merasa tidak punya kelebihan. Tuan senantiasa merasa kurang dalam hidup tuan sehingga apapun tuan lakukan untuk mencari kesempurnaan. Entah harta, jabatan, ataupun yang lainnya yang sudah tuan raih saat ini. Sementara saya menyadari kekurangan saya, saya adalah orang miskin, jangankan rumah makan sehari satu kali saja sudah merupakan berkah bagi saya, merupakan anugerah Tuhan YME yang sangat tiada terkira nikmatnya. Itulah perbedaan antara saya dengan tuan yang pertama" jawab Gelandangan itu.

"Lantas apa yang kedua?" tanya Tuan Energik dengan rasa ingin tahu yang dalam.

Si Gelandangan menjawab " Yang kedua Tuan senantiasa tersenyum ketika bangun pagi, lari pagi, di jalan dan dimanapun tuan berada, beda dengan saya tuan saya selalu murung setiap pagi sebab ketika bangun saya sudah diomeli oleh pemilik emperan toko atau orang-orang yang lewat di depan saya, saya dianggap tidak berguna, sampah masyarakat dan ini lah yang membuat saya sedih dan ingin belajar banyak dari tuan".

"Sebenarnya jawabanya sangat mudah untuk jadi orang seperti saya ini" sambung si Tuan Energik. "Perlu kamu ketahui, bahwa sebelum aku menjadi orang seperti yang kamu lihat sekarang ini, dulunya aku juga gelandangan seperti kamu. Bahkan, penderitaan yang saya alami melebihi penderitaan yang kamu alami saat ini"

"Kalau sekarang, kamu setiap hari bisa mendapatkan rezeki dari mengumpulkan sampah saja sudah berpuluh-puluh ribu rupiah setiap hari. Sementara saya dulu, jangankan makan sehari satu kali seperti kamu bilang saya tiga hari sekali baru makan. tetapi tidak pernah saya menyesali kehidupan saya saat itu, bahkan saya justru bersyukur sebab tidak banyak yang saya pikirkan saat itu" si Tuan Energik menghela napas panjang melamunkan kejadian beberapa tahun yang lalu.

"Saat itu saya hanya memiliki niat, saya harus bisa!!. Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan sama tetapi mengapa hidup kami berbeda tanya saya saat itu, dari saat itu saya senantiasa berusaha dan senantiasa tersenyum dalam keseharian saya sebab saya selalu ingin berpikiran positif dalam hidup ini bahwa saya bisa!!. Itulah yang ada dalam diri saya mulai saat itu"

Lantas apalagi tuan yang tuan lakukan sehingga tuan bisa seperti sekarang ini?" tanya si Gelandangan dengan terkagum-kagum mendengar sejarah Tuan Energik ini. " jawabannya hanya satu, saya senantiasa sabar. Sabar dalam segala cobaan, sabar ketika orang lain mengolok-olok aku, menghina aku dan sebagainya. Dan hasil kesabaranku itu kamu sekarang dapat melihatnya, dan saya rasa kamu pun bisa seperti saya" jawab tuan Energik sambil meninggalkan si gelandangan yang masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar pagi itu.