PENERAPAN SKS DI SMA, SIAPKAH?
Oleh:
Wiyanto, S.Pd*
Perkembangan
pendidikan kini tidak lagi dipandang sebelah mata, selain peningkatan kualitas
guru dengan tuntutan guru wajib memiliki sertifikasi pendidik sebelum tahun
2014, saat ini juga banyak sekolah yang
melaksanakan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang pada
akhirnya nanti menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI). Kendati saat ini
keberadaan RSBI menjadi pro kontra di kalangan masyarakat dan saat ini juga
menunggu keputusan akhir dari Mahkamah Konstitusi tentang ...
keberlangsungan program tersebut, namun banyak
sekolah yang tetap semangat dengan adanya program SBI ini.
Kelebihan
SKS
Salah satu pasal dalam Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009,
pada bagian Kedua pasal 4 butir 2 tertulis bahwa SBI menerapkan sistem kredit semester untuk SMP, SMA dan SMK. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan baru
bagi sekolah-sekolah RSBI tersebut, meskipun belum dianggap
sebagai kewajiban bagi sekolah, namun dalam perkembangannya sudah banyak
sekolah RSMABI yang mencoba untuk menerapkan sistem
yang sudah dipraktekkan di semua perguruan tinggi di Indonesia ini.
Alasan
sekolah yang menerapkan SKS ini adalah karena mereka percaya bahwa di masa yang akan datang sistem SKS
ini akan menjadi kewajiban bagi sekolah-sekolah di Indonesia, sehingga mau tidak mau mereka tetap
melaksanakan sistem ini kendati panduan maupun pedoman yang baku belum
diterbitkan oleh pemerintah.
Bila
kita berbicara tentang SKS maka kita akan merujuk praktek dan penerapanya
seperti apa yang dijalankan di perguruan tinggi, yaitu mahasiswa bebas memilih
mata kuliah dan jumlah SKS yang dikehendakinya, namun adakalanya apabila
mahasiswa tidak memenuhi indeks prestasi komulatif (IPK) yang memadai maka
mahasiswa tersebut hanya akan mendapatkan jatah SKS yang sesuai dengan
kemampuan belajarnya tersebut. Selain itu sistem SKS memungkinkan mahasiswa
cerdas untuk bisa lulus lebih awal dibandingkan dengan mahasiswa yang
biasa-biasa saja dalam belajarnya. Akan tetapi, bisakah sistem SKS murni seperti
yang dipraktekkan di perguruan tinggi dapat dijalankan bagi siswa setingkat
SMA?
Mengubah
sistem pendidikan memang tidak mudah, sistem pembelajaran yang dijalankan di
tingkat SMA yang selama ini masih menerapkan sistem kelas dimana siswa yang
tidak lulus pada beberapa mata pelajaran tertentu mengakibatkan siswa tersebut
tidak naik kelas dan mengharuskan siswa yang bersangkutan untuk mengulang
secara keseluruhan mata pelajaran yang pernah di dapatkan pada tahun sebelumnya
dikelas yang sama. Hal ini tidak akan terjadi dalam pembelajaran sistem SKS.
Siswa hanya mengulang pada materi pelajaran yang memang tidak dikuasainya atau
tidak tuntas KKM saja, sementara siswa yang memiliki kelebihan (siswa cerdas
istimewa) akan dapat menyelesaikan studi lebih cepat dibandingkan siswa lainnya
yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja.
Semua Demi Kemajuan
Ada kelebihan dari sebuah sistem tentu juga akan muncul
kelemahan dari sistem itu, pro dan kontra tentang penerapan SKS di Sekolah
Menengah Atas ini tentu akan terjadi di kemudian hari dan hal ini sudah menjadi sebuah kewajaran, sebab masih banyak
persoalan pendidikan yang belum terselesaikan dengan baik sudah muncul
kebijakan lain yang menimbulkan persoalan baru. Namun kita semua harus
menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah semuanya bertujuan positif
yaitu demi kemajuan pendidikan nasional.
Dalam
prakteknya merubah sistem pendidikan memang tidak mudah seperti membalikkan
telapak tangan, sehingga diperlukan strategi dan kesiapan yang matang baik
pimpinan sekolah, guru, sarana prasarana pendukung pembelajaran maupun panduan
khusus untuk menjalankan sistem SKS ini. Selain itu, diperlukan langkah
sosialisasi yang benar-benar memberikan gambaran yang jelas kepada orang tua
siswa guna memperkuat pelaksanaan program SKS ini. Jangan sampai orang tua
mengatakan bahwa anak-anaknya dijadikan kelinci percobaan sebuah sistem pendidikan.
Memang
tidak mudah untuk menjawab tantangan tersebut, akan tetapi di dunia ini tidak
ada yang mustahil apa yang tadinya dianggap hanya sebagai angan-angan suatu
saat dapat menjadi kenyataan. Tentu saja dengan perencanaan yang matang,
penerapan dan evaluasi yang terus menerus dilakukan niscaya program SKS ini pun
akan terlaksana seperti yang diharapkan bersama. Pertanyaannya sekarang adalah
siapkah sekolah-sekolah SMA di Indonesia ini untuk menerapkannya?
*Penulis adalah Guru (staf pengajar) di SMA Karangturi Semarang
0 comments:
Posting Komentar