AUFKLARUNG FOR ALL
Silahkan ketik berita yang anda inginkan di kolom ini.

Selamat Datang di Aufklarung For All "Pencerahan Untuk Semua".

Informasi yang ada dalam blog ini semata-mata sebagai bentuk penyampaian uneg-uneg dan aspirasi. Semoga bisa menambah pengetahuan kita dan memberikan inspirasi kepada siapa pun yang membaca blog ini. Tulisan tidak akan lekang oleh waktu, satu goresan pena akan mampu merubah dunia bila kita menyadarinya. Semoga bermanfaat!

Rabu, 05 Oktober 2011

Sosiologi Sebagai Ilmu Yang Mempelajari Perilaku Sosial


A. Sosiologi Sebagai Ilmu Dan Metode
Sejak dilahirkan di dunia, manusia memiliki naluri untuk memperhatikan manusia lain yang ada di sekitarnya. Lingkungan pertama yang menjadi perhatian adalah keluarganya, yang terdiri dari kedua orang tua, saudara, dan mungkin juga orang lain yang telah dianggap menjadi bagian dari keluarga yang bersangkutan. Selanjutnya manusia juga memperhatikan lingkungan lain yang lebih luas, seperti karib kerabat, tetangga, kawan sepermainan, dan seterusnya. Perhatian tersebut pada awalnya bersifat naluriah saja, oleh karena sejak dilahirkan manusia memiliki hasrat yang kuat untuk senantiasa hidup bersama dengan sesama manusia. Perhatian yang bersifat naluriah tersebut mula-mula hanya merupakan pengetahuan belaka, kemudian secara lambat laun tersusun secara sistematis. Dalam perkembangan selanjutnya,
muncullah orang-orang yang secara khusus memikir-kan masyarakat beserta kehidupannya secara mendalam dalam rangka mencari kebenaran yang hakiki. Berawal dari pemikiran yang mendalam seperti itulah kemudian berkembang ilmu pengetahuan, dalam hal ini adalah ilmu sosiologi dan ilmu antropologi.

1. Sosiologi Sebagai Ilmu Secara etimologis, sosiologi terdiri dari dua suku kata, yakni....

socius dan logos. Socius merupakan bahasa Latin yang berarti teman, sedangkan logos merupakan bahasa Yunani yang berarti kata, perkataan, atau pembicaraan. Dengan demikian, secara harfiah sosiologi berarti memperbincangkan teman pergaulan, atau, dapat diperluas artinya menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857). Pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang masyarakat telah menempatkan Auguste Comte sebagai peletak dasar ilmu sosiologi. Dalam bukunya yang berjudul Cours de Philosophie Positive, ia memberikan penjelasan tentang beberapa pendekatan umum yang dapat dipergunakan untuk mengkaji kehidupan masyarakat. Pendekatan-pendekatan umum tersebut pada akhirnya berkembang menjadi metodologi yang bersifat ilmiah. Itulah sebabnya Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Pemikiran-pemikiran Auguste Comte tentang masyarakat mendapat perhatian dari pemikir-pemikir sosial pada generasi berikutnya. Itulah sebabnya sosiologi mengalami perkembangan secara pesat yang ditandai dengan bermunculannya ahli-ahli sosiologi. Karena objek kajian sosiologi adalah kehidupan masyarakat yang bersifat dinamis dan sangat beragam, sehingga terdapat beberapa perbedaan sudut pandang terhadap konsep sosiologi. Perbedaan sudut pandang tersebut tentu akan memunculkan berbagai definisi tentang sosiologi.Beberapa pendapat tentang sosiologi dapat diperhatikan pada uraian berikut ini:
1. Menurut Roucek Warren, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
2. Menurut Peter L. Berger, sosiologi merupakan studi ilmiah mengenai hubungan antara masyarakat dengan individu.
3. Menurut Emile Durkheim, sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial. Selanjutnya tokoh ini juga menjelaskan bahwa fakta sosial sangat berbeda dengan fakta individual. Fakta sosial bukanlah fakta individu
al.
4. Menurut Max Weber, sosiologi merupakan ilmu yang berhubungan dengan pemahaman terhadap tindakan-tindakan sosial dan sekaligus berhubungan dengan suatu penjelasan kausal mengenai arah, tujuan, dan konsekuensi dari tindakan sosial.
5. Menurut Pitirim Sorokin, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang: (1) hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, (2) hubungan antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala nonsosial, dan (3) ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial lainnya. Hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial misalnya adalah: hubungan antara tingkat ekonomi dengan perilaku sosial, hubungan antara pendidikan dengan kebudayaan, hubungan antara pendidikan dengan ekonomi, hubungan antara agama dengan kehidupan sosial, dan lain sebagainya. Hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial misalnya adalah: hubungan antara kondisi geografis dengan kebudayaan, hubungan antara iklim dengan kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya.
6. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Beberapa pendapat di atas menunjukkan, selain adanya perbedaan cara pandang yang ditunjukkan oleh masing-masing sosiolog, juga menunjukkan adanya aneka ragam gejala sosial yang menjadi kajian sosiologi.
Namun secara umum dapat dikatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan antar manusia dalam kehidupan masyarakat, baik struktur sosial, proses sosial, dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Lalu, apakah yang dimaksud dengan masyarakat tersebut?
Berikut ini akan dijelaskan tentang konsep-konsep umum realitas sosial dalam masyarakat:
1. Keluarga Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil yang terdiri dari Suami, Istri dan anak. Keluarga dibentuk melalui perkawinan. Inti dari pengertian keluarga adalah sebagai berikut:
a. Merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. b. Hubungan antara anggota keluarga dijiwai rasa tanggung jawab
c. Fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak-anak dalam proses sosialisasi agar mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
d. Hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan adopsi.
2. Masyarakat
3. Struktur Sosial
4. Status dan peran
5. Institusi Sosial
6. Stratifikasi Sosial J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu tata cara (sistem), kebiasaan, dan adat istiadat tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya. Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi, Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Tidak diragukan lagi bahwa sosiologi merupakan suatu ilmu. Pernyataan tersebut setidaknya didukung oleh beberapa hal yaitu:
1. Memiliki objek kajian Objek kajian sosiologi adalah fenomena sosial secara umum. Dengan demikian, sosiologi tidak terfokus pada bidang-bidang kajian yang spesial seperti ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu politik, sejarah, antropologi, dan lain sebagainya.
2. Memiliki metode ilmiah Secara singkat dapat dikatakan bahwa metode ilmiah merupakan seperangkat langkah-langkah yang disusun secara sistematis guna:
a. Menggali data yang diperlukan dalam suatu penelitian,
b. Menganalisis data penelitian,
c. Menginterpretasikan data penelitian, dan
d. Mengambil kesimpulan dalam sebuah penelitian ilmiah.
3. Memiliki masyarakat ilmiah Masyarakat ilmiah merupakan sekumpulan orang yang menggeluti disiplin ilmu tertentu untuk mempelajari dan sekaligus mengembangkan bidang keilmuan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipilih.
Tidak sedikit tokoh yang memilih sosiologi sebagai disiplin ilmu yang dikaji secara mendalam sehingga memunculkan sosiolog-sosiolog yang menciptakan masyarakat ilmiah tersendiri. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa objek kajian sosiologi adalah fenomena sosial secara umum. Oleh karena itu, sosiologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sosial. Objek kajian sosiologi yang merupakan fenomena sosial secara umum memungkinkan berkembangnya beberapa cabang dalam disiplin ilmu sosiologi, di antaranya adalah:
a. Sosiologi Agama, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku beragama.
b. Sosiologi Politik, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku berpolitik.
c. Sosiologi Pendidikan, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku pendidikan.
d. Sosiologi ekonomi, yakni suatu cabang sosiologi yang secara khusus mempelajari fenomena kehidupan masyarakat yang berhubungan dengan perilaku ekonomi.
Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sosiologi tidak memiliki konsep maupun teori yang tetap dan pasti karena objek kajiannya adalah masyarakat yang bersifat dinamis dan majemuk. Pada dasarnya ilmu-ilmu sosial memang tidak memiliki konsep dan teori yang tetap dan pasti. Hal ini berbeda dengan ilmu-ilmu alam yang memiliki rumus, dalil, konsep, dan teori yang relatif lebih pasti. Misalnya, dalam mengkaji masalah perilaku menyimpang atau kenakalan remaja akan terdapat beberapa pendapat sesuai dengan sudut pandang yang dipergunakan oleh sosiolog yang bersangkutan.
2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian sosiologi tidak memiliki kemampuan untuk membuat suatu prediksi terhadap sesuatu yang belum terjadi. Sosiologi bukan merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang segala sesuatu yang seharusnya terjadi. Misalnya, keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memang merupakan suatu yang secara turun temurun diwarisi dari nenek moyang bangsa Indonesia.
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni memusatkan perhatiannya terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat universal.
4. Sebagai konsekuensi dari poin (3) di atas, maka sosiologi merupakan ilmu murni (pure science) yang bersifat teoritis. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari percoalan-persoalan yang bersifat penilaian. Artinya, teori-teori sosiologi tidak dipergunakan untuk menilai atau menjelaskan segi-segi moral dari suatu fenomena sosial. Sosiologi sebatas mendeskripsikan fenomena sosial berdasarkan hukum sebab akibat (kausalitas). Sosiologi berasifat teoritis, bahwa fenomena kehidupan masyarakat sebagai objek sosiologi dikaji secara ilmiah, konseptual, dan teoritis. Baca Selanjutnya

2 comments:

bahzi 22 Februari 2012 pukul 23.30  

tanks artikelnya sangat membantu

dedeh riska 22 Agustus 2016 pukul 09.15  

makasih infonya semoga bermanfaat

Beasiswa Pascasarjana

http://www.beasiswapascasarjana.com/2012/03/beasiswa-s2-guru-kepsek-dan-pengawas.html

Kemdikbud

Informasi tentang pendidikan, seputar Beasiswa dan perkembangan pendidikan di Indonesia

Detik.com

Apa Anda Termasuk orang yang cerdas?

Bila anda merasa sebagai bagian orang-orang yang cerdas, apa yang akan anda lakukan dengan kecerdasan anda tersebut?
Apakah akan anda gunakan kecerdasan anda tersebut untuk kebaikan umat manusia, atau hanya untuk anda sendiri atau malah untuk mencelakai manusia lainnya?
Silahkan kirimkan koment anda! Pro ataupun kontra, akan kami tampung sebagaimana kami menghargai kecerdasan sebagai sebuah misteri yang akan selalu ada di dunia ini.

Post Populer

About This Blog

Blog ini dibuat dengan kesengajaan, memang di rekayasa sedemikian rupa dengan tujuan membuat para pembaca tertarik, ikut memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan bersama.
Segala macam isi yang ada dalam tiap halaman blog ini diluar tanggungjawab admin.
Author menerima kritik dan masukan demi perbaikan blog ini.
Selamat berselancar

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP