VIVAnews - Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia berbeda pendapat soal keberadaan Negara Islam Indonesia di Pondok Pesantren Al Zaytun. Namun Menteri Agama, Suryadharma Ali membantah kedua lembaga itu tidak sejalan.
"Bukan perbedaan pendapat. Terjadi perbedaan objek penelitian," kata Suryadharma, di Kantor Presiden, Jumat 13 Mei 2011.
Dia menjelaskan, penelitian Kementerian Agama terkait pendidikan yang ada di pesantren pimpinan Panji Gumilang tersebut. "Apakah ada keterkaitan antara lembaga pendidikan Al Zaytun dengan NII," kata dia.
Sedangkan MUI tidak melakukan penelitian dari sisi pendidikan. "MUI meneliti pula dari sisi kepemimpinan. Itu tidak dilakukan Kemenag," kata Suryadharma.
Dari sisi pendidikan baik MUI maupun Kementerian agama, ada kesamaan hasil penelitan. "Yaitu tidak ada keterkaitan lembaga pendidikan Al Zaytun dengan NII," ujarnya.
Menteri Agama menjelaskan, MUI juga meneliti kepemimpinan pondok pesantren Al Zaytun. "Ada keterkaitan sejumlah pemimpin yang mengelola Al Zaytun dengan NII, di situ bedanya," ujarnya.
Suryadharma mengaku sudah membaca hasil penelitian MUI terkait Al Zaytun. Dia juga mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Panji Gumilang, ketika berkunjung ke Al Zaytun pekan lalu.
Dalam kunjungan ke Al Zaytun, menteri agama mengkonfirmasi tiga hal.
Pertama, aspek historis yang menyebutkan bahwa Al Zaytun atau NII merupakan reinkarnasi atau metamorfosis DI TII.
Kedua, aspek finansial yaitu cara pengumpulan dana. Diduga cara pengumpulan dana oleh Pondok Pesantren Al Zaytun sama dengan pengumpulan dana NII.
Ketiga, aspek kepemimpinan. Panji Gumilang, diduga pemimpin NII Komandemen Wilayah (KW) 9.
Dari hasil konfirmasi Menteri Agama kepada Panji Gumilang, didapat hasil sulit mengkaitkan Al Zaytun dengan NII. "Itu setelah melihat secara fisik, baik bangunan, administrasi, dan manajemen mereka yang modern," kata dia.
Menteri Agama juga melihat pengelolaan pondok pesantren dari aspek ekonomi yang modern. "Saya di situ kemudian mengatakan sulit mengatakan ada keterkaitan lembaga pendidikan Al Zaytun dengan NII," ujarnya. (umi)
Klik Untuk Baca Selengkapnya